Senin 21 Nov 2016 09:04 WIB

Donald Trump, Ancaman Muslim dan Kuatnya Solidaritas Pemuka Agama

Rep: marniati/ Red: Damanhuri Zuhri
Muslim Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: AP/Sue Ogrocki
Muslim Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Pemuka agama Kristen, Yahudi dan  Buddha bergabung dengan muslim di sebuah masjid Washington, DC. Para pemuka agama ini ingin menunjukkan adanya solidaritas yang kuat antar agama di Amerika, khususnya pascaterpilihnya Donald Trump sebagai presiden baru AS.

Dalam pertemuan ini, para pemimpin agama menentang Islamofobia dan mendukung Muslim Amerika yang merasa takut dan tidak pasti tentang masa depan mereka di Amerika Serikat setelah kemenangan Trump.

Tokoh lintas agama ini juga meminta Donald Trump secara tegas mengecam kejahatan kebencian anti-Muslim, yang dilaporkan FBI mengalami lonjakan 67 persen pada tahun 2015.

"Kita harus berjanji, tidak akan ada yang membuat orang lain takut kepada Amerika. Bukan fanatik, bukan kepala strategi pemerintahan berikutnya, bukan Presiden Amerika Serikat," ujar presiden advokasi kelompok lintas agama, Rabbi Jack Moline seperti dilansir Huffingtonpost.com (19/11).

Setelah berbicara di depan media, para pemimpin lintas agama melakukan doa bersama di masjid. Pertemuan tokoh lintas agama akan terus dilakukan untuk menghapus sentimen anti muslim di Amerika. Dalam surat yang ditandatangani tokoh lintas agama ini mereka ingin melihat realisasi janji Trump yang akan menjadi presiden untuk seluruh warga Amerika.

“Kami, lembaga keagamaan bangsa yang besar ini, bahu membahu satu sama lain dalam mendukung saudara-saudara Muslim dan saudari kita, " kata perwakilan tokoh lntas agama.

Menurutnya, tidak seharusnya seseorang merasa terancam keselamatannya hanya karena pakaian yang dikenakan dan bagaimana cara mereka menjalankan ibadahya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement