Ahad 20 Nov 2016 20:01 WIB

Ahmad Victor Menangis Saat Mendengar Kumandang Azan

Mualaf/Illustrasi
Foto: ROL/Ilustrasi Mardiah
Mualaf/Illustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sebelum bersyahadat Ahmad Victor Ary Subekti mengaku begitu menganggap Islam rendah, terutama pemeluknya. Alasannya apa?

Pria kelahiran Jakarta, 26 September 1975 ini menceritakan kisahnya kepada Republika di sela-sela kesibukannya sebagai karyawan perusahaan swasta di Jakarta.

Pemilik nama asli Victor Ary Subekti ini menceritakan, bagaimana dulu ia memandang rendah orang Islam yang hanya berbekal ucapan salam, demi memungut sumbangan dari pemilik rumah mewah di Sumurbatu, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Islam menurut saya dulu adalah agama yang penganutnya seperti pengemis," katanya mengenang sikapnya yang apriori terhadap agama samawi ini. Tidak hanya itu, Victor, begitu akrab disapa, juga menilai pemeluk Islam juga berperangai kasar dan (maaf) biadab. Anggapannya itu berangkat dari pengalamannya semasa di bangku SD. Bersama sang kakek yang seorang polisi dan ayahnya, seorang wartawan, berusaha menyelamatkan tetangganya yang etnis Tionghoa pada kerusuhan Tanjung Priok.

"Di situ saya liat Islam juga galak dan anarkis," katanya mengenang. Victor yang terlahir dari keluarga Katolik ini bahkan mengaku, saking bencinya terhadap Islam, ia selalu berupaya mencari pasangan kekasih yang beragama Islam. Tujuannya satu, agar sang pacar bisa diajak pindah ke agamanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement