Kamis 17 Nov 2016 13:32 WIB

Kemenangan Sebenarnya Sudah Dekat

Hijrah, ilustrasi
Hijrah, ilustrasi

Oleh: Dr Khairan Muhammad Arif

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah berfirman, “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, sebelum datang kepada kalian cobaan yg menimpa umat sebelum kalian? Mereka ditimpa kesusahan, penderitaan, dan digoncang dengan berbagai cobaan dan ujian, sampai-sampai Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, ‘kapan akan datang pertolongan/kemenangan dari Allah?’ Katakan sesungguhnya pertolongan dan kemenangan itu sudah dekat.” (QS al-Baqarah [2] 214).

Ayat ini seakan turun untuk menjawab dan mengilustrasikan kondisi umat Islam yang selalu tersudut dan mengalami penderitaan, bahkan pembantaian di beberapa negara, seperti Syiria, Mesir, Afghanistan, dan sebagainya. Padahal, sebelumnya umat Islam di negara-negara tersebut aman dan tenteram.

Dari ayat ini, kita bisa merenungi beberapa ibrah. Pertama, Allah menginformasikan kondisi ujian dan fitnah dahsyat yang dihadapi Rasulullah dan umat Islam pada masa itu. Sampai-sampai seorang Rasul pun bertanya, “Kapan pertolongan Allah dating?”. Padahal, seluruh kemampuan dan usaha sebagai manusia untuk menghadapi fitnah dahsyat itu telah dilakukan.

Selain itu, pihak musuh terus melakukan penyiksaan, penangkapan, dan pembunuhan seakan pihak musuh semakin kuat dan tidak terkalahkan. Tapi pada detik-detik seperti ini, Allah memberikan kabar gembira bahwa kemenangan sebenarnya sudah sangat dekat. Allah sengaja ingin melihat puncak kesabaran hamba-Nya sehingga layak mendapat kemenangan dari-Nya.

Ayat ini juga menerangkan bahwa terkadang Allah sengaja memperlihatkan kehebatan musuh kepada umat Islam. Seakan mereka tidak terkalahkan dan umat tidak mampu melawan musuh, bahkan melahirkan keputusasaan. Tujuannya adalah agar umat tidak lagi mengandalkan kemampuan diri sendiri, fasilitas materi, dan strategi atau kekuatan poltik, seperti yang mereka andalkan selama ini, kecuali hanya kepada Allah SWT.

Saat kekhawatiran para pemimpin umat bukan lagi kepada dirinya dan keluarganya dalam menghadapi ujian di jalan dakwah, melainkan kekhawatiran pada kemampuan spiritual dan psikologis umat yang mungkin tidak mampu menghadapi fitnah, pada saat-saat seperti ini Allah akan menurunkan pertolongan-Nya.

Kemenangan itu, menurut  Allah, bukanlah sesuatu yang sulit dan jauh serta tidak terjangkau. Kemenangan adalah pasti dan waktunya sangat dekat. Allah bisa memberikannya kepada umat dan para dai kapan saja. Namun, karena ujian yang berat dan goncangan penderitaan yang hebat, seakan-akan kemenangan dan pertolongan Allah itu menjadi lama.

Pertolongan Allah dan kemenangan yang dijanjikan-Nya merupakan suatu kepastian, namun Allah ingin melihat kapan syarat-syarat kemenangan dan pertolongan-Nya terpenuhi oleh para dai dan hamba-Nya. Dan, syarat itu tidak pernah melampaui kemampuan dan kekuatan mereka yang memikulnya. “Allah tidak membebani jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya,” (QS al-Baqarah [2]: 286). Maka kapan syarat-syarat itu tercapai, saat itu pula pertolongan Allah dan kemenangan akan datang.

Allah menjelaskan bahwa mengapa tidak begitu saja memberikan kemenangan dan pertolongan kepada hamba-Nya, padahal mereka sudah disiksa, diusir, ditangkap, bahkan dibunuh dan diperangi? Karena, surga yang Allah janjikan memang sesuatu yang tidak murah dan main-main. Surga yang Allah janjikan merupakan sesuatu yang sangat mahal dan berharga yang dapat menghapus seluruh penderitaan di dunia ini dalam sekejap dan menggantinya dengan kebahagiaan dan nikmat yang abadi.

Abu Ubaidah bin Al-Jarrah ketika memberikan orasi jihad kepada 42 ribu tentara Muslim melawan 120 ribu tentara Romawi pada Perang Yarmuk berkata, “Saudaraku, berjuanglah dengan segenap kemampuan kalian dan hadapi musuhmu dengan berani. Karena, surga Allah tidak dapat dimasuki dengan mimpi dan angan-angan,” (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-nihayah).

Ujian dan penderitaan dalam dakwah bukanlah hal baru dalam Islam. Bahkan, penderitaan dan penyiksaan dalam dakwah sudah ada setelah Allah menurunkan Nabi Adam ke dunia. Oeh karenanya, selama kehidupan dunia berlangsung dan al-Hak serta al-Batil masih ada. Maka ujian, cobaan, dan penderitaan akan tetap ada sampai hari kiamat. Demikian pula, kemenangan dan pertolongan Allah juga akan tetap berlangsung hingga hari kiamat. Wallahu a’lam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement