Selasa 15 Nov 2016 00:38 WIB

Tuan Guru: Republik Ini Amanah yang Wajib Kita Jaga

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Agung Sasongko
Gubernur NTB, TGH. Zainul Majdi menggelar silaturahmi bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Lintas Etnis, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Pimpinan Pondok Pesantren dalam rangka menguatkan Ukhuwah Wathoniah (Persatuan Kebangsaan) dalam Bingkai NKRI di Pendopo
Foto: Muhammad Nursyamsyi
Gubernur NTB, TGH. Zainul Majdi menggelar silaturahmi bersama Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat Lintas Etnis, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Pimpinan Pondok Pesantren dalam rangka menguatkan Ukhuwah Wathoniah (Persatuan Kebangsaan) dalam Bingkai NKRI di Pendopo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana di Pendopo Gubernur NTB yang terletak di Jalan Pejanggik, Kota Mataram, pada Senin (14/11) malam tak seperti biasanya. Ratusan orang yang terdiri atas tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga pimpinan pondok pesantren berkumpul.

Pemuka agama dari MUI NTB, Nahdlatul Wathan, Nahdlatul Ulama, dan sejumlah perwakilan agama Katolik, Protestan, Hindu, Budha, hingga Konghucu duduk bersila bersama Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi. Tak nampak sekat di antara mereka, sebagaimana Masjid dan Pura yang kerap bersebelahan di Provinsi berjuluk Pulau Seribu Masjid ini.

Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi, menyampaikan apresiasi atas kehadiran para undangan dalam silaturahmi untuk Ukhuwah Wathoniah (Persatuan Kebangsaan). Di tengah memanasnya situasi nasional saat ini, Zainul Majdi menyampaikan, para tokoh agama merupakan katup pengaman atau pagar untuk memastikan agar dinamika yang terjadi bisa diarahkan kepada kemaslahatan masyarakat di NTB.

Keamanan dan kedamaian serta toleransi yang begitu apik di NTB selama ini, ia katakan, tak lepas dari peran para tokoh agama. Bangsa Indonesia apapun latar belakangnya telah diikat oleh sebuah pemikiran, konsep, dan dasar negara dengan nilai Bhineka Tunggal Ika.  

"Republik ini amanah dari Allah SWT yang wajib kita jaga, pelihara dan merawatnya," ungkapnya.

Pria yang dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) mencontohkan, empat pemimpin dunia yang bersahabat dengan membentuk gerakan non blok, yakni Presiden Soekarno, Joseph Broz Tito dari Yugoslavia, Jawaharlal Nehru dari India, Gammal Abdul Nasser dari Mesir. Diantaranya keempatnya, hanya Indonesia yang masih bertahan dan kuat menjaga persatuan.

"Yugoslavia lihat sekarang, dia pecah habis semuanya, Mesir pecah dengan Syiria, India kalau tak salah pecah juga, ada Pakistan dan Bangladesh, hanya Indonesia yang benar-benar tetap bisa terjaga," lanjutnya.

Ia mengibaratkan sebuah negara bak tiang dari kayu yang tak keropos dari luar namun akan keropos di dalam karena serangga yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh anak bangsa untuk sama-sama menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.

Sebagai bangsa dengan ratusan juta penduduk, ribuan pulau dengan budaya dan bahasa yang berbeda, dinamika politik, ekonomi, sosial tentu tidak terhindarkan. Kendati begitu, ia mengajak agar dinamika yang ada dijadikan sebagai momentum penguatan kesatuan dan persatuan bangsa.

Pun halnya dengan dinamika yang sedang marak terjadi, kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement