REPUBLIKA.CO.ID, KANSAS -- Banyak mahasiswa Muslim di Universitas Kansas mengatakan pelecehan dan intimidasi terhadap mereka semakin banyak sejak pemilu. Sementara, pihak Universitas dan mahasiswa lainnya mengatakan mereka telah berusaha keras menjaga lingkungan kampus agar tercipta toleransi dan saling menghormati.
"Sudah menjadi kenyataan, saya dan yang lainnya tidak membayangkan hal ini akan terjadi," kata Presiden Mahasiswa Asosiasi Muslim, Zoya Kahn. Dilansir dari kctv5, Sabtu (12/11).
Khan mengatakan, telah mendengar beberapa cerita tentang bullying dan diskriminasi terhadap umat Islam dari teman sekelasnya sejak awal pekan ini. Ia juga mengaku, mendengar cerita kekerasan dan pelecehan secara langsung yang dialami temannya. Pelecehan tersebut kerap dialami perempuan Muslim.
Ia menerangkan, beberapa hari terakhir memang ada masalah yang mengganggunya. Masalah tersebut juga menimpa mahasiswa Muslim lainnya. Namun, tidak ada satu pun pristiwa bulliying yang dilaporkan ke pihak kampus.
Khan percaya, diskriminasi terhadap mahasiswa Muslim tidak akan berhenti kecuali mereka mau mengubah keadaan. Perlu ada langkah aktif untuk mengubah keadaan. Karenanya, mereka yang merasa diperlakukan dengan tidak adil diharapkan mau berbicara.
"Sesuatu tidak akan berubah dengan sendirinya kecuali kita mau mengubahnya," ujarnya.
Kendati demikian, Kantor Layanan Siswa Internasional telah mengirim surat kepada siswa untuk menawarkan konseling bagi siswa yang merasa terancam dan terganggu. Menurut mereka, kehadiran mahasiswa Muslim di kampus sangat penting. Karena pertukaran pelajar antar negara dapat membuat dunia lebih damai.