REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Dzulqa'dah tahun keenam setelah hijrah, Rasulullah SAW mengajak sekitar 1.400 orang di Madinah untuk melakukan umrah ke Tanah Suci di Makkah. Di tengah perjalanan, Rasulullah SAW pun mengutus Utsman bin Affan untuk memberitahukan kepada Kaum Quraisy perihal niat mereka untuk melakukan umrah, bukan untuk berperang. Namun, setelah menunggu bebeberapa lama, Utsman tidak kunjung kembali.
Muncul kabar Utsman telah dibunuh oleh kaum kafir Quraisy. Untuk itu, Rasulullah SAW dan para sahabat pun melakukan baiat di bawah sebuah pohon di dekat Makkah dan berjanji tidak akan kembali ke Madinah sebelum perkara tentang Utsman ini selesai. Semua sahabat yang berbaiat di bawah pohon tersebut bahkan, siap mengorbankan nyawanya untuk bisa membela agama Islam. Peristiwa ini dikenal dengan Baiatur Ridhwan.
Di dalam surah al-Fath ayat 18, Allah SWT pun telah menjamin akan memberikan keridhaan terhadap semua sahabat yang berbaiat di Baiatur Ridhwan. Bahkan, Rasulullah SAW menyebut, tidak akan masuk neraka orang yang berbaiat di bawah pohon itu. Salah satu dari sahabat yang berbaiat di bawah pohon itu adalah seorang perempuan, yaitu Ummu Hisyam binti Haritshah.
Ummu Hisyam binti Haritshah dikenal sebagai salah satu sahabiyah yang taat dan patuh dengan ajaran Rasulullah SAW. Hal ini tidak terlepas dari kedekatan bapaknya, Haritshah binti Nu'man. Sebelum cahaya Islam masuk ke Madinah, Haritshah sudah terlebih dahulu mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Ini pun ditularkan kepada keluarganya, termasuk anaknya Ummu Hisyam.
Haritshah menghibahkan tanah dan rumahnya kepada Rasulullah SAW, saat rombongan Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Karena itu, rumah Haritshah dan rumah Rasulullah berdekatan dan bertetangga. Ummu Hisyam dikenal sebagai salah satu perempuan yang cerdas dan begitu antusias menuntut ilmu dari Rasulullah SAW. Maka itu, tidak heran jika Ummu Hisyam dikenal sebagai hafizah dan ahli hadis.
Ummu Hisyam meriwayatkan sejumlah hadis. Sejumlah sahabat seperti Muhammad bin Abdurrahman bin As'ad bin Zurarah, Yahya bin Abdullah, dan Hubaib bin Abdurrahman bin Yasaf disebut meriwayatkan sejumlah hadis darinya. Kegemaran Ummu Hisyam menuntut ilmu tidak terlepas dari anjuran dan sabda Rasulullah SAW tentang keutamaan bagi orang yang menuntut ilmu, ''Orang yang dikehendaki Allah menjadi baik, pasti akan dipahamkan ajaran Islam.''
Pun seperti sabda Rasulullah SAW, ''Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Para malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda senang kepada orang yang mencari ilmu. Orang yang mencari ilmu akan dimintakan ampun oleh penduduk langit dan penduduk bumi sampai ikan-ikan pun ikut beristighfar untuknya. Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan ahli ibadah seperti keutamaan bulan dibandingkan bintang lainnya.''
Dalam suatu riwayat, Ummu Hisyam mengatakan, telah menghafal surah Qaf langsung dari Rasulullah SAW. ''Aku menghafal surah Qaf tidak lain dari lisan Rasulullah SAW. Beliau membacanya setiap Jumat di atas mimbar saat menyampaikan khotbah.'' Ulama Imam Nawawi menakwilkan hadis ini dan berpendapat, surat Qaf dipilih Rasulullah SAW yang dibaca pada saat khotbah Jumat karena surat ini mengandung penjelasan tentang kebangkitan, kematian, nasihat-nasihat, dan larangan-larangan tegas.
Selain itu, Ummu Hisyam juga menuturkan soal kedekatan antara keluarga Haritshah dan keluarga Rasulullah SAW. ''Tungku kami dan tungku Rasulullah SAW menjadi satu selama dua tahun atau satu tahun beberapa bulan.'' Para ahli hadis menjelaskan, hadis ini berarti keluarga Haritshah selalu menjaga dan mengetahui kondisi Nabi Muhammad SAW dan sebagai tanda berdekatannya antara rumah Rasulullah SAW dan rumah Ummu Hisyam.
Dibesarkan di keluarga Muslim yang taat, Ummu Hisyam memang tumbuh menjadi perempuan yang gemar menuntut ilmu agama dan taat kepada Rasulullah SAW, serta menghayati kitab Allah dan hadis Rasulullah SAW. Ayahnya, Haritshah bin Nu'man, merupakan salah satu sahabat yang memiliki kedudukan istimewa di mata Rasulullah SAW. Bahkan, Rasulullah SAW pernah bermimpi berada di surga dan mendengar seseorang membaca Alquran. ''Lalu aku bertanya, 'Siapa dia?' Mereka menjawab, 'Dia Haritshah bin Nu'man,' Itulah balasan berbakti kepada orang tua.''
Tidak hanya itu, malaikat Jibril juga disebut pernah menjawab salam dari Haritshah. Haritshah bin Nu'man berkata, 'Suatu ketika aku melintas di dekat Rasulullah SAW, yang tengah duduk bersama Jibril di sebuah bangku. Aku kemudian mengucapkan salam kepada beliau. Setelah itu, aku berlalu. Saat aku kembali dan Rasulullah SAW pulang, beliau bertanya, 'Apakah kau melihat seseorang yang tadi bersamaku'. 'Ya' jawabku. Beliau kemudian memberitahuku, 'Dia tadi Jibril, dan dia menjawab salammu.''