Kamis 10 Nov 2016 22:04 WIB

Kemah Nasional Pemuda Lintas Agama Resmi Ditutup.

 Sejumlah peserta perekemahan menggelar tarian saat penutupan. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah peserta perekemahan menggelar tarian saat penutupan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kemah nasional pemuda lintas agama resmi ditutup, Kamis pagi (10/11) di Kompleks Citra Alam riverside Cisarua Bogor Jawa Barat. Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari ini ditutup langsung oleh Sekretaris jenderal Kementerian Agama H.Nur Syam.

Dalam kesempatan itu, Nur Syam menyampaikan pesan agar acara seperti ini perlu dipelihara dan ditingkatkan. "Para peserta adalah duta - duta kerukunan umat beragama. Yang berasal dari Islam menjadi duta kerukunan bagi umat Islam, begitu juga umat lainya," kata dia.

Sekjen mengutip pernyataan Presiden Pertama Soekarno: "Bahwa umat Islam di Indonesia jangan menjadi umat Islam seperti di Arab, jadilah orang Islam yang hidup di Indonesia begitu juga umat Lainya".

"Kerukunan itu bukan given, tetapi hasil usaha kita. Contoh ketika terjadi kecelakaan kita tidak bertanya apa agamanya," katanya. Kegiatan seperti ini penting sebagai sarana untuk saling mengenal, saling tegur sapa, dan membangun silaturahmi.

Sejak hari pertama kegiatan sampai berakhirnya sangat berkesan bagi para peserta. Mulai dari pemaparan materi tentang strategis menghadapi isu sara dari UIN Yogyakarta, kunjungan ke 6 rumah ibadah, out bound, dan penampilan atraksi baik Tarian daerah maupun lagu daerah sampai ke malam renungan dan api ungun.

Kontingen Jawa Timur dalam atraksinya menampilkan tari remo dan juga menampilkan lagu Rek Ayo Rek serta lagu kreasi ciptaan para pemuda Jatim ini dengan judul Indonesia Indah.

Menurut salah satu peserta dari Jawa Timur wakil Agama Islam Anggita Putri Ningrum, bahwa cinta Tanah Air lebih meningkat karena langsung berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia. "Kita banyak mengenal lanjut Anggita, budaya, adat istiadat daerah lain juga perbedaan Agama tidak membatasi kekeluargaan dan persaudaraan di antara kita semua," katanya.

Senada dengan Anggita, wakil dari Agama Khonghucu Surya Dewangga. Dia menuturkan, bahwa kegiatan semacam ini sangat menarik karena saling mempelajari dan memahami keberagaman agar dapat saling toleran.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement