Kamis 10 Nov 2016 19:00 WIB

Dua Ilmuwan Terkemuka Dinasti Timurid

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Astronomi Islam (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Astronomi Islam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perhatian Dinasti Timur terhadap ilmu pengetahuan begitu besar. Tak heran bermunculan ilmuwan dengan keahlian berbagai bidang. Dua ilmuwan ini menjadi bukti begitu pesatnya khazanah ilmu pengetahuan penguasa Islam di Asia Tengah tersebut:

Jamshid Al-Kashi (1380-1436)

Jamshid Al- Kashi merupakan ilmuwan sekaligus ahli astronomi yang terkemuka pada masa kekuasaan Dinasti Timurid. Ia tumbuh besar ketika Timur Lenk, penguasa Dinasti Timurid, menguasai tanah kelahirannya. Ia berasal dari keluarga miskin. Meski begitu, kemiskinan justru memicu semangatnya untuk belajar dan bekerja keras.

Al-Kashi sangat tertarik dengan ilmu matematika dan astronomi. Sehingga dia tak pernah lelah mempelajari dan melakukan berbagai macam penelitian terkait dengan kedua subjek tersebut. Perekonomian di tanah kelahirannya mulai pulih ketika Dinasti Timurid dipimpin Shahrukh. Sang pemimpin baru Dinasti Timurid tersebut sangat mendukung dan mendorong berkembangnya ekonomi, seni, dan ilmu pengetahuan.

Di kota kelahirannya, Al-Kashi dengan serius mempelajari dan mengkaji astronomi. Pada 1 Maret 1407 M, dia berhasil merampungkan penulisan risalah astronomi berjudul, Sullam Al-Sama. Naskahnya hingga kini masih tetap eksis. Pada 1410 M, ia kembali berhasil menyelesaikan penulisan buku Compendium of the Science of Astronomy. Buku tersebut sebenarnya ditulis dan didedikasikan secara khusus untuk penguasa Timurid.

Al-Kashi telah berjasa menemukan peralatan yang menggunakan prinsip kerja komputer analog. Dia berhasil menciptakan Plate of Conjunctions yaitu sebuah alat hitung untuk menentukan waktu dan hari terjadinya konjungsi planet-planet di alam semesta. Dia juga sukses menciptkan komputer planet: The Plate of Zones, berupa sebuah komputer planet mekanik yang bisa memecahkan berbagai macam masalah terkait planet.

Qadi Zada al-Rumi ( 1364 -1440)

Qadi Zada adalah seorang ahli matematika yang lahir di Bursa, Turki. Ia menyelesaikan pendidikannya terkait ilmu geometri dan astronomi pada  1431. Gurunya adalah seorang ahli ensiklopedi teologi yang bernama Al-Fanari.

Namun, melihat perkembangan dan minat yang besar Qadi terhadap geometri dan astronomi, Al-Fanari menyarankan Qadi untuk pergi ke pusat kebudayaan Kerajaan Khurasan atau Transoxania. Dengan demikian Qadi bisa bertemu dan belajar dengan seorang ahli matematika hebat di sana.

Al-Fanari juga memberikan surat rekomendasi bagi Qadi dan memberikan salah satu karyanya yang berjudul Emmuzeg al-ulum (Tipe-tipe ilmu pengetahuan) sebagai tanda bah wa dia adalah seorang pelajar.

Mengikuti nasihat gurunya, Qadi akhirnya belajar matematika dan astronomi di Transoxiana sebagai pusat kebudayaan. Pada 1383, Qadi memiliki reputasi yang hebat sebagai ahli matematika dengan menyelesaikan bukunya yang berjudul Risala fi'l Hisab ( Risalah Aritmatika). Buku tersebut berisi pengetahuan kompleks mengenai aritmatika, aljabar, dan pengukuran.

Pada 1417, pemimpin Dinasti Timurid Ulugh Beg mulai membangun madrasah karena dorongan Qadi. Pembangunan madrasah tersebut selesai pada 1420 berhadapan dengan alun-alun Rigestan di Samarkand. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement