Sabtu 29 Oct 2016 17:34 WIB

Katya Kotova: Ada Alasan Perempuan Rusia Memilih Islam

Katya Kotova
Foto: rbth.com
Katya Kotova

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Katya Kotova dibesarkan dalam keluarga beragam. Ayahnya, seperti kebanyakan warga Rusia penganut Ortodoks. Ibunya, keturunan Muslim Tatar.

Sejak kecil, Katya cukup akrab dengan aktivitas umat Islam. Mengingat, beberapa kali ia diajak Nenek dan Ibunya menyambangi masjid.

"Saya ingat saat itu usia saya tiga tahun, saya berada di Masjid Baskortostan. Di sana, saya melihat, seorang perempuan tengah melaksanakan shalat. Juga seorang pria yang tengah berdoa," kenang Katya, seperti dilansir The Russian Beyond The Headline, Sabtu (29/10).

Oleh neneknya, Katya diajarkan beribadah dengan cara Islam. Sementara kakeknya, mengajarinya cara Ortodoks beribadah. "Saya sewaktu kecil terbiasa berdoa sebelum tidur. Meski hal tersebut bukanlah hal yang umum dilakukan orang Rusia," kata dia.

Pada usia 13 tahun, layaknya warga Rusia lain, Katya dibaptis. Ia pun didorong lebih menerapkan ajaran Ortodoks ketimbang Islam. Namun, banyak pertanyaan yang diajukan Katya yang sulit dijawab kalangan ortodoks. Pada usia 18 tahun, ia memutuskan pindah ke Moskow. Di sana, menempuh pendidikan di All-Russian State University of Justice, Moskow.

Di asrama, Katya berbagi kamar dengan mahasiswi Muslim. Bersama teman sekamarnya itu, ia terlibat debat agama. Seiring waktu, minat mempelajari Islam tumbuh dalam pikiran Katya.

Beberapa bulan sebelum lulus, Katya menyelesaikan program magam di Komite Investigasi. Di tempat ia magang, Katya memutuskan bersyhadat. Saat ini, ia bekerja di restoran halal di Dagestan. "Saya merasa aman di Moskow. Di mana, saya jarang dilecehkan hanya karena menjadi Muslim. Kalau memilih, saya lebih baik menetap di Tatarstan," kata dia.

Seiring perjalan waktu, banyak inspirasi didapat Katya. Status barunya sebagai Muslim tak menghalanginya belajar tentang perjuangan kaum perempuan Rusia memperbaiki kualitas hidup mereka. Ia belajar dari Irena Sendler yang menyelamatkan 2.500 anak-anak Yahudi dari kamp Gheto pada Perang Dunia II. Juga belajar dari Valentina Tereshkova, perempuan pertama yang menjadi astronot.

Katya mengungkap, alasan perempuan Rusia memilih Islam. "Tidak benar, Muslimah itu terkukung. Justru sebaliknya, Islam sangat mendukung posisi perempuan. Karena Islam melihat perempuan akan membawa perdamaian dan ketenangan dalam keluarga," papar dia.

"Orang tua saya menyadari keputusan saya untuk memeluk Islam, berpakaian konservatif, dan memakai jilbab seperti wanita Tatar di wilayah tersebut, diikat di belakang kepala. Tapi mereka tidak tahu aku menutupi leher saya saat mengenakan jilbab," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement