REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir 60 persen bangunan Masjid Penzberg ditutupi oleh kaca jendela. Dari luar, kita bisa dengan mudah melihat kegiatan yang sedang berlangsung di ruang shalat, ruang kelas, atau perpustakaan. Gaya kontemporer yang lebih terbuka ini merupakan sebuah cara untuk mempresentasikan identitas sekaligus keinginan Muslim Penzberg untuk bisa berintegrasi dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya.
(Baca: Umat Islam Penzberg Shalat di Bekas Kandang Sapi)
Kondisi bangunan seperti ini akan membuat semua lapisan masyarakat tidak enggan untuk mengunjungi Masjid Penzberg. Fungsi masjid sebagai wadah komunikasi memang dinilai sangat penting di tengah Kota Penzberg yang memiliki penduduk multietnis dan terbuka ini.
Selain sebagai tempat beribadah bagi umat Muslim, Masjid Penzberg juga menggelar berbagai kegiatan pelayanan rutin yang ditujukan untuk semua masyarakat Penzberg, di antaranya adalah kelas pembelajaran Islam, konsultasi agama dan sosial, kursus bahasa, seminar, diskusi antaragama dan antarkultur, konferensi, open house, kelompok bermain anak, dan bimbingan belajar. Semua kegiatan ini membuat Masjid Penzberg tidak pernah sepi.