REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- ISIS menyerang Kota Rutba setelah mengalami kerugian teritorial di Mosul atas serangan militer gabungan Irak. Serangan ke Rutba merupakan aksi pengalihan perhatian dan upaya pembalasan serangan.
Di Rutba, ISIS merebut kantor wali kota dan mengeksekusi sedikitnya lima warga sipil dan polisi, pada Senin (24/10). Di Rutba terdapat sedikitnya 20 ribu warga sipil yang terancam.
"Rutba adalah kota yang sangat strategis. Serangan ini dipandang sebagai kemenangan yang signifikan," ujar jurnalis Aljazirah, Imran Khan, di Erbil.
Operasi militer untuk merebut kembali Mosul telah direncanakan Irak beberapa bulan lalu. Sebanyak 25 ribu tentara Irak, pasukan Kurdi, pejuang Sunni, dan milisi Syiah ikut ambil andil dari pertempuran ini.
Diharapkan ISIS dapat keluar dari Mosul, sebagai kota terbesar kedua Irak. Sehingga Mosul bisa kembali menjadi kota yang aman bagi lebih dari satu juta penduduknya.
"Para Pimpinan di seluruh dunia akan harus membuat kompromi dan tawar-menawar politik untuk mencegah kemungkinan ISIS berkembang pasca serangan," ujar mantan Duta Besar Irak untuk PBB, Feisal Istrabadi.
Baca juga, Irak Umumkan Serangan Rebut Kembali Mosul.