REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Abadin Tadia Tjoessoep dikenal sebagai tokoh yang berjasa bagi perkembangan Islam di Afrika Selatan. Melalui ulama kelahiran India ini, Islam tiba di wilayah ujung selatan benua hitam.
Syekh Yusuf, demikian nama populer Tjoessoep, lahir tahun 1626 di Timur India. Syekh Yusuf yang merupakan keponakan Raja Goa, pernah mendalami Islam di Arab Saudi. Satu kesempatan, Syekh mengunjungi Banten, yang kala itu tengah berkonflik dengan Belanda.
Syekh Yusuf muda mendapatkan kepercayaan Sultan Ageng menjadi konsultan pribadi sebab keilmuan agamanya yang begitu luas. Selama 16 tahun Syeikh Yusuf mengabdi diri di Indonesia, dan ketika pemberontakan yang dilakukan sendiri oleh anak sultan dengan bantuan Belanda, dia tertangkap kemudian diasingkan ke Ceylon atau sekitar wilayah Sri Lanka sekarang.
Diasingkan bukan melemahkan dakwah Syekh Yusuf. Sebaliknya, saat dibuang ke wilayah paling selatan di Afrika tahun 1694, Syekh Yusuf bersama dengan keluarganya dan beberapa pengikutnya, total 49 orang tiba di Cape Town dan oleh pemerintah Belanda menempatkannya di pinggrian,Zandvliet, bersama dengan budak perusahaan.
Justru di sini Syeikh Yusuf mengajarkan nilai-nilai Islam pada para budak. membuat mereka terpengaruh dan mulai beribdah. Di sekitar tempat tinggal itu pun menjadi tempat ibadah yang dulunya merupakan sebuah kuil. Dari sinilah bermula nenek moyang dari umat Muslim di Afrka Selatan.
Setelah lima tahun memberikan pemahaman nilai-nilai Islam pada para budak, Syeikh Yususf meninggal dunia dan meninggalkan warisan beberapa ratus Muslim di Afrika Selatan. Pada abad berikutnya, para anggota kelompok ini didominasi budak yang menikahi wanita lokal, mencapai kebebasan mereka dan menjadi bibit dari kelompok Muslim di Afrika Selatan.
Saat ini, tempat ibadah yang didirikan Syekh Yusuf yang secara teratur dikunjungi, dia pun juga dikenal dengan sebutan 'Tuan Guru' oleh penduduk setempat. Peninggalan lainnya yang sangat berharga merupakan salinan Alquran yang ditulis melalui ingatannya sendiri dan menjadi mushaf pertama di wilayah tersebut, salinanya masih dapat dilihat di Museum Bookap, Cape Town.