Rabu 19 Oct 2016 07:06 WIB

Wartawan Republika dan Gatra Training Awak Media Islam

Logo Republika Online (ROL).
Foto: Republika Online (ROL)
Logo Republika Online (ROL).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka meningkatakan kualitas pemberitaan website (media online), baik internal Bimas Islam maupun media Islam, Ditjen Bimas Islam menyelenggarakan Workshop Jurnalistik di hotel Lumire, Jakarta, pada Kamis-Sabtu (13-15/10). Dalam kesempatan tersebut dihadirkan sebagai trainer dua wartawan senior, yaitu Asrori S Karni dari majalah Gatra, dan Nashih Nashrullah dari Republika.

 

Untuk materi yang disampaikan oleh Asrori S Karni berjudul Teknik dan Praktik Penulisan Opini dan Features. Sedangkan Nashih Nasrullah menyampaikan materi berjudul Teknik dan Praktik Penulisan Berita/Hardnews. Selama kegiatan berlangsung, peserta terlihat sangat antusias dan mengharapkan adanya pengembangan konten agar lebih banyak memberikan wacana bagi media-media Islam.

 

Dalam paparannya, Asrori menyampaikan bahwa media harus dengan tegas memberikan sajian berita dengan menarik. Sajian opini dan berita harus tegas dibedakan sehingga keduanya memberikan pencerahan masyarakat. Menurutnya, Dewan Pers sangat ketat memedomani terhadap standar jurnalistik yang dibuat agar media tidak disalahgunakan.

 

“Dewan Pers itu sangat ketat dalam menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik. Media Islam jika ingin diakui oleh mereka harus meningkatkan kualitas pemberitaannya. Penulisan berita dan opini jangan dicampur aduk, agar nampak unsur profesionalismenya. Juga media Islam perlu membuat semacam konsorsium sebagai wadah berjuang bersama agar media Islam diakui sebagai lembaga media, bukan hanya dianggap sebagai web komunitas," tuturnya.

 

Sementara itu Nashih Nasrullah mengatakan, bahwa prinsip pemberitaan media Islam harus sesuai dengan konsep Alquran dan hadis. Yaitu memberitakan fakta yang ada dengan tujuan untuk menyampaikan kebenaran dan menuntun umat menuju jalan yang lebih baik.

 

“Pegangilah prinsip Alquran dan Hadis dan pemberitaan media. Jika mendapat informasi dari orang lain, jangan langsung ditulis atau bahkan dibuat-buat dengan tujuan tertentu. Lakukan tabayyun kepada sumber berita dengan cover bothside, apalagi yang menyampikan orang yang kurang kredikel, agar apa yang diberitakan adil dan tidak menimbulkan masalah," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement