Jumat 14 Oct 2016 15:36 WIB

Ma'arif NU Dukung Penambahan Kitab Kuning di Kurikulum Sekolah

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko
Kitab Kuning
Foto: Antara
Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama Arifin Junaidi mendukung kebijakan pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk menambah kultur muatan lokal pelajaran agama di sekolah dengan belajar kitab kuning. Kebijakan tersebut dinilai layak diterapkan secara nasional.

"Saya kira belajar kitab kuning bukan hanya bisa dilakukan di sekolah menengah secara nasional, tetapi justru harus diajarkan di setiap sekolah umum di Indonesia," ungkap Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama Arifin Junaidi kepada republika.co.id, Jumat (14/10).

Menurutnya, Banyak ilmu yang ditulis oleh ulama-ulama Salaf di dalam kitab kuning. Tentu sekolah harus memilih materi yang sesuai untuk siswa sekolah menengah baik tingkat SMP maupun SMA.

"Kitab kuning terdiri dari berbagai macam pembahasan, seperti kitab fikih, kitab akhlak, dan kitab tauhid. Meskipun materi yang terdapat dalam buku agama sekolah umum mirip dengan kitab kuning tetapi jika dikaji secara mendalam jelas jauh berbeda," kata dia.

Kitab kuning, ditulis dengan penuh keikhlasan oleh ulama terdahulu, berbeda dengan buku-buku biasa yang ditulis untuk tujuan tertentu, seperti royalti. Kitab kuning biasanya digunakan sepanjang masa dan dapat digunakan tak terbatas waktu, tetapi buku pelajaran agam pada umumnya hanya digunakan satu tahun, setelah itu ketika berganti kurikulum maka berganti pula bukunya.

"Kebenaran kitab kuning dalam materi agama tidak diragukan, karena ditulis ulama dan jelas sumbernya, tetapi buku biasa masih ada keraguan ketika mempelajarinya," kata dia.

Kajian kitab kuning terdiri dari tiga aspek, mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Misalnya bahasan mengenai shalat, didalamnya terdapat pengetauan rukun dan syarat sahnya shalat, keterampilan praktik shalat dan pengembangan sikap seseorang yang menjalankan shalat lima waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement