REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Terang merupakan program perwujudan akses listrik bagi masyarakat miskin. Karenanya, sinergi dibutuhkan agar bantuan akses listrik itu bisa tepat guna dan sasaran.
Lembaga Zakat, Infaq dan Sedekah Muhammadiyah, Lazismu, menjalin kerjasama dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wapres RI.
Sinergi dijalin dalam rangka pemberian bantuan solar panel berkapasitas 100 Kwh, bagi warga miskin di Indonesia secara gratis.
Penandatanganan kerjasama dilakukan Direktur Utama Lazismu, Andar Nubowo, serta Spesialis Komunikasi dan Hubungan Luar Sekretariat TNP2K, Regi Wahono.
Melalui sinergi ini, diharapkan akses listrik kepada warga miskin di seluruh Indonesia dapat segera terlaksana, dan berlangsung lebih masif.
Spesialis Komunikasi dan Hubungan Luar Sekretariat TNP2K, Regi Wahono, menilai masalah kemiskinan di Indonesia memiliki tiga aspek seperti pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur dasar. Dari infrastruktur dasar, listrik jadi salah satu permasalahan yang belum terselesaikan mengingat banyaknya warga yang belum menikmati listrik.
"Dari 25,7 juta rumah tangga dengan kondisi miskin dan rentan miskin, ada 1,6 juta yang belum mendapat listrik," kata Regi kepada Republika, Kamis (6/10).
Direktur Utama Lazismu, Andar Nubowo, menuturkan TNP2K memiliki data-data warga miskin di Indonesia, yang tentu bisa jadi sasaran bantuan solar panel. Ia menuturkan,
uji coba pertama Indonesia Terang akan memberikan 1.060 solar panel secara gratis di desa Soe, Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Ia menambahkan, program Indonesia Terang ini akan berlanjut ke tahap-tahap lain dengan target 10 persen rumah tangga dengan kesejahteraan terendah.
Selanjutnya, lanjut Andar, program Indonesia Terang akan dikembangkan untuk diluncurkan di 34 provinsi di Indonesia."Semoga saudara-saudara kita di seluruh Indonesia dapat menikmati listrik," ujar Andar.