Selasa 04 Oct 2016 18:39 WIB

Acu SDG, Lazismu Ingin Aksi Kemanusiaan Jangkau Lebih Luas

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Lazismu
Foto: muhammadiyah.or.id
Lazismu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin aksi kemanusiaan menjangkau lebih luas, LAZIS Muhammadiyah (Lazismu) memperluas cakupan penerima manfaat ke Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dengan tetap berpegang pada delapan asnaf yang ditentukan Alquran. Aneka program turunan terkait itu pun sudah dan masih terus dikembangkan.

Direktur Utama Lazimu Andar Nubowo menjelaskan, Alquran sudah menetapkan delapan asnaf yang berhak penerima zakat. Dengan berpegang pada itu, Lazismu memperluas jangakuan penerima manfaat menjadi 13 bagian sebagai respon atas isu nasional dan 17 bagian dalam konteks SDG.

''Kalau bicara kemiskinan kan tidak cuma harta, bisa juga miskin infrastruktur dasar. Ini yang kami adaptasi dari 13 rekomendasi Keputusan Muktamar Muhammadiyah dan 17 sektor SDG. Karena persoalan dalam SDG juga jadi persoalan umat,'' tutur Andar di Kantor Republika, Selasa (4/10).

Isu-isu dalam SDG, lanjut Andar, adalah isu semua pihak. Karena bahasa kemanusiaan adalah bahasa semua. Bicara fakir miskin atau hak ibu dan anak tidak ada urusannya dengan agama. Sebab siapapun yang miskin, harus dibantu. ''Alquran tidak membatasi bantulah orang miksin Muslim. Karena ini isu bersama,'' kata Andar.

Untuk penerima manfaat program kemanusiaan Lazismu, termasuk delapan asnaf yang berhak menerima zakat, Lazismu membuat indikatornya. Indikator ini akan masuk ke dalam sistem dan terlihat siapa dan di mana yang harus diberi bantuan. Indikator ini yang jadi acuan distribusi zakat, infak, dan sedekah yang dikelola Lazismu.

Program Lazimu itu luas dan komprehensif. Ada tiga kategori besar yang dijalankan yakni pendidikan, ekonomi kreatif, dan advokasi termasuk untuk buruh migran. Karena luas, Lazismu juga terbuka untuk bermitra dengan siapapun.

Mitra Lazismu secara kultur ada Muhammadiyah. Tapi karena inklusif, Lazismu juga bekerja sama dengan TNP2K, Kontras, Migran Care, dan LSM lain. Dengan begitu, ekosistem ziswaf jadi menyeluruh. ''Kami bekerja sama TNP2K dalam program elektrifikasi di enam desa dengan 1.600 jiwa di daerah miskin di mana infrastruktur listrik belum masuk,'' kata Andar.

Direktur Hubungan Korporasi Lazismu Edi Suryanto mengatakan, program Lazismu juga menyentuh kesehatan, sosial, dakwah dan kemanusian. Untuk program terkait ekonomi, ada program Lembaga Keuangan Mikro dengan membentuk Baitul Mal di level kecamatan.

Sejak dimulai 2003, sampai saat ini ada 103 Baitul Maal yang menangani pembiayaan kebaikan (//qard al-hasan//). Untuk pengelolaan lebih lanjut, program ini sendiri saat ini diserahkan ke Majelis Ekonomi Muhammadiyah. Untuk program anak dan ibu, Lazismu bekerja sama dengan Aisiyah. Ada Program Bina Usaha Ekonomi Keluarga untuk mengembangkan uaha ibu-ibu.

''Ada kegiatan turin ibu-ibu Aisiyah. Selain pengajian agama, ada pengajian ekonomi rutin. Ini sudah dinisiasi di beberapa provinsi dan saat ini 132 kelompok. Parameter keberhasilannya adalah peningkatan penghasilan keluarga,'' tutur Edi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement