REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu), Andar Nubowo mengatakan, lembaganya berusaha mengembangkan penafsiran terhadap delapan asnaf penerima zakat. Namun, delapan asnaf tersebut merupakan acuan yang tetap dipegang teguh.
Sebanyak 13 rekomendasi Muktamar Muhammadiyah, kata Andar, akan menjadi acuan program Lazismu ke depannya. Hal tersebut guna memperluas jangkauan program Lazismu dengan ikut dalam mengatasi persoalan isu nasional. “Jadi merespons isu nasional, di situ Lazismu masuk,” ujar Andar, saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta, Selasa (4/10).
Di samping itu, Lazismu juga mengacu kepada 17 tujuan SDGS guna merespons isu internasional, seperti persoalan krisis energi atau listrik. Andar menganggap kebutuhan listrik bagi masyarakat sangat penting guna menunjang kebutuhan sehari-hari.
Sebab itu, Andar menjelaskan, program Lazismu diklasifikasi ke dalam tiga fokus utama yaitu sosial, dakwah dan pendidikan. Selain itu juga akan digarap ekonomi kreatif serta advokasi baik politik maupun hukum.
Untuk itu, kata Andar, perlu menjalin mitra dengan siapapun dengan program yang sangat terbuka. Beberapa mitra Lazismu antara lain, majelis dan lembaga di Muhammadiyah, KontraS, Migrant Care dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TMP2K).
“Itu yang kami namakan ekosistem infaq dan sadaqah. Kami melihat Republika sama dengan Lazismu,” kata Andar menjelaskan.