Senin 03 Oct 2016 14:16 WIB

Menjadi Muslim Kuba

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Salah satu sudut Havana, Kuba.
Foto: pixabay
Salah satu sudut Havana, Kuba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelintas jalan dan orang-orang yang tengah duduk-duduk di taman, menoleh ke arah sekelompok orang di satu bagian taman. Seorang lelaki tengah menyampaikan ceramah di bawah terik matahari, Jumat siang. Tak lama, empat pria dan tiga wanita tampak bergerak kompak mengikuti gerakan seorang pria bertudung kepala di depan mereka. Shalat Jumat semacam itu di negeri perjuangan Che Guevara memang masih tampak asing.

Potongan reportase berjudul "What is it like to be a Muslim in Kuba?" yang ditayangkan BBC pada 2 April 2015 itu, menunjukkan fasilitas dasar ibadah bagi Muslim di Kuba memang jauh dari kata ideal.  "Meski dengan segala keterbatasan, kami berusaha belajar apa pun tentang Islam dan terus berusaha menumbuhkannya," kata seorang Muslim asli Kuba, Ibrahim Abdul Aziz.

Tanpa satu pun pusat ibadah, komunitas Muslim Kuba merasa kesulitan. Apalagi, populasi Muslim juga terpencar di berbagai wilayah Kuba.

Dalam kunjungan kenegaraan ke Kuba, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menawarkan bantuan untuk membangun masjid bagi komunitas Muslim di sana. Tawaran serupa sudah lebih dahulu dieksekusi Kerajaan Arab Saudi. Masjid yang dibangun Saudi itu diharapkan rampung pada tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement