REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Haram memiliki keistimewaan. Menurut Ibnu Abbas, Allah SWT memang mengkhususkan empat bulan sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan). Sebab, jika berbuat dosa pada bulan-bulan tersebut, dosanya akan lebih besar dibandingkan bulan yang lain. Begitu juga sebaliknya, bila berbuat amal saleh, ganjaran kebaikan akan diperoleh dengan pahala yang berlipat-lipat. (Latho-if Al Ma'arif, 207)
Poin tersebut menjadi keutamaan bulan haram, yakni dilipatgandakan ganjaran bagi seorang Muslim yang mengerjakan amal saleh. Sehingga dia akan senantiasa berada di tengah-tengah amalan. (Baca: Dua Makna Bulan Haram)
Adapun amalan utama yang biasa dilakukan pada bulan haram, misalnya. Pada 10 hari awal Dzulhijah, umat dianjurkan untuk melakukan amalan sebanyak-banyaknya dan tidak terpaku pada sebuah amalan saja. Seperti, shalat, sedekah, membaca Alquran, dan amalan saleh lainnya.
(Baca Juga: Mengenal Bulan Haram)
Selain itu, pada bulan Muharam (Asy Syura), umat juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah. Seperti Rasulullah SAW pernah bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya tentang shalat, apakah yang lebih utama setelah shalat fardu? Rasulullah menjawab, shalat qiyamulail. Kemudian, sang sahabat bertanya lagi, puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadan? Rasulullah menjawab puasa pada bulan Allah yang diberi nama Muharram.
Sedangkan Dzulkaidah, masyarakat Arab sangat menghormati bulan ini. Di zaman jahiliyah, Dzulkaidah merupakan waktu yang tepat untk berdagang dan memamerkan syair-syair mereka.
Mereka mengadakan pasar-pasar tertentu untuk menggelar pertunjukan pamer syair, pamer kehormatan suku dan golongan, sambil berdagang di sekitar Makkah. Selanjutnya, mereka melaksanakan ibadah haji.
Sedangkan Rajab, walaupun masuk bulan haram (suci), tidak ada kelebihan yang menonjol padanya. Kendati berpuasa pada bulan tersebut, masih samar keutamaan amalannya.
Seperti Ibnu Hajar berkata, tidak ada hadis sahih yang dipakai sebagai alasan mengenai keutamaan bulan Rajab dan keutamaan berpuasa padanya. Tidak pula mengenai kelebihan berpuasa pada hari-hari tertentu di dalamnya atau berjaga-jaga (shalat) pada malam harinya. n ed: hafidz muftisany
Kutipan: Di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan yang (letaknya) berurutan, yaitu Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Kemudian, Rajab yang berada di antara Jumadil (Akhir) dan Syaban.