Rabu 28 Sep 2016 09:26 WIB

Oh Pemimpinku, akan ke Mana Negaraku Kau Bawa Pergi?

Warga menonton proses penggusuran menggunakan excavator yang menghancurkan bangunan di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu (28/9)
Foto:
Erie Sudewo

“Assalamu’alaikum...”, pikiran saya buyar seketika. Sobat yang ditunggu-tunggu telah hadir.

“Dahi berkerut, lagi mikir apa Bro. Negara? Hehehe... Gak bosan mikirin negara. Emang negara pernah mikirin kita?” tanya Riwok Ndadari.

jebret... Jebreet... Jebreeet. Pagi-pagi di awal jumpa, saya sudah kena “skak mat”.

Sambil dudukkan pantat di kursi, Riwok lanjutkan bicara: “Kelola negara sesungguhnya mudah”.

Mata saya memincing. Sembarangan nih sobat, pikir saya. Enak aja omong kelola negara gampang. Cuma saya siapkan diri simak kata-katanya.

Sederhana koq kelola bangsa, katanya. Konsen saja pada rakyat. TITIK. Soalnya, ada gak pemimpin yang berani begini. Mental musti kuat. Sebelum bicara, lihat soal sebenarnya. Salah satu cara, terjunkan “tim malaikat”. Maksudnya? Ya orang baik-baiklah. Emang masih ada? Masih lah bro. Negeri ini masih banyak orang baik-baiknya.

Pasang mata dan kuping baik-baik. Tapi tak perlu lihat dan dengar semua hal. Sebelum bicara lagi, kunyah dengan sentuhan nurani. Nah kebijakan berbasis nurani, itu bicara rakyat. Bicara maslahat kayak gini, ini yang tak disukai. Di banyak negera sama. Siap-siap dijauhi. Politisi manapun meradang.

Negara adalah terminal kepentingan. Ingat, rakyat seperti karyawan. Rakyat atau karyawan bicara apapun. Sedang manajer atau pembantu presiden, seperti konsultan. Semua hal dibicarakan. Untuk apa? Untuk perlihatkan kehebatan mereka.

Sedang pemimpin tak perlu tahu dan tak perlu bicara semua hal. Pemimpin hanya harus tahu kemana organisasi atau negeri ini hendak dibawa.

Maka hal yang paling mengecewakan adalah saat pemimpin tak bisa jawab: “Hendak dibawa kemana negerinya”. Ketika kapal tak tahu kemana hendak berlayar, tak ada satu angin pun yang bisa mendorong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement