REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam musim kampanye para calon Presiden AS yang didominasi Donald Trump, Muslim tidak selalu merasa diterima di AS.
Namun, makanan halal yang disiapkan sesuai syariat Islam termasuk yang tumbuh cepat di AS dan menjadi salah satu makanan kegemaran para milenial negeri Paman Sam.
Pembuat aplikasi panduan restoran halal AS Zabihah, Shahed Amanullah hanya menemukan 200 tempat yang menyajikan makanan halal ketika ia mulai membuat Zabihah pada 1998 lalu.
Kini, Zabihah bisa menelusuri sekitar 7.600 restoran yang menyajikan makakan halal. ''Makanan adalah medium luar biasa berbagi budaya,'' kata Amanullah seperti dikutip Bloomberg, pekan ini.
AS memiliki kultur makanan sendiri di mana isu etika pada hewan kini jadi arus utama. Hal serupa terjadi pada makanan Italia di masa lalu dan makanan kosher yang punya kemiripan dengan makanan halal. Aturan Islam menyuruh manusia memperlakukan hewan dengan baik, termasuk saat penyembelihan.
Di hampir semua rantai pasok pangan di AS, produk halal menunjukkan pertumbuhan nyata meski masih kecil. Perusahaan riset, Nielsen, mempredikssi penjualan pangan halal di toko-toko ritel dan sejenisnya mencapai 1,9 miliar dolar AS selama 12 bulan per Agustus 2016. Ini naik 15 persen dibanding 2012 lalu.