REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Di luar kota Makkah, terdapat salah satu situs sejarah paling penting dalam Islam. Situs itu adalah Gua Hira, tempat Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktu melakukan kontemplasi dan refleksi diri.
Gua Hira turut memiliki Jabal Nur yang merupakan tempat Allah SWT mewahyukan ayat pertama Alquran kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Setiap tahun umat Islam banyak melantunkan doa dan permohonan, terutama di 10 malam terakhir Ramadhan.
Gua Hira dan Jabal Nur memang bukan jadi bagian dari ibadah haji, tapi lokasinya yang dekat dengan Makkah menarik ribuan jamaah haji. Sekarang, banyak terjadi perubahan yang membedakan suasana dengan yang ada pada zaman Rasulullah.
Sebagai permulaan, sekarang ada lebih dari 1.000 jalan setapak yang memandu jamaah melewati bukit berbatu menuju gua terpencil tersebut. Sepanjang jalan, banyak penjual asal Pakistan yang menjajakan air minum, makanan ringan dan teh.
Nizam Din dan Jamal Khan, penjual Pakistan mengaku banyak menghabiskan harinya berjualan dan memperbaiki tangga di sepanjang jalan Jabal Nur. Mereka mengungkapkan, kehidupan mereka lebih baik daripada pulang ke Pakistan tanpa pekerjaan apa pun.
"Apa tempat yang lebih baik daripada di sini, tempat di mana Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dari Allah SWT," kata mereka seperti dilansir Arab News, Sabtu (17/9).
Wali Kota Makkah Osama Al Bar, mengatkan pemerintah kota akan terus memastikan kebersihan di sekitar Gua Hira. Selain itu, ada rencana mengembangkan pusat informasi yang bisa menjelaskan sejarah, termasuk pengawasan Komisi Promosi dan Pencegahan Kejahatan.
"Itu demi memastikan pengunjung tidak mengubahnya menjadi tempat ibadah yang akan memuliakan apa pun selain Allah SWT," ujar Al Bar.