REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Hari Raya Haji atau Idul Adha menganjurkan umat Islam yang mampu di seluruh dunia untuk berkurban. Anjuran tersebut mengacu pada kisah Nabi Ibrahim as yang diperintahkan Allah swt untuk menyembelih anaknya, Ismail yang kemudian digantikan dengan seekor kambing.
Bagi sebagian Muslim yang kurang beruntung, ternyata momen kurban membuat mereka bersenang hati. Betapa tidak, daging kurban yang disembelih memang diperuntukkan untuk dibagi-bagikan ke lingkungan sekitar.
Bahkan ada yang sangat menantikan Hari Raya Idul Adha karena pada saat itulah satu-satunya kesempatan mereka untuk memakan daging sapi maupun daging kambing.
Masjid Al Azhom Pusat Pemerintahan Kota Tangerang sudah dipadati para jamaah yang akan melakukan ibadah shalat Idul Adha sejak pukul 05.00 WIB. Hamdiah (67 tahun), salah satu jamaah bahkan menunggu sampai pembagian daging kurban.
Dia rela mengantri sekantong daging kurban karena ingin keempat cucunya merasakan daging sapi. Hamdiah masih menghidupi keempat cucunya yang masih kecil karena anak dan menantunya sudah meninggal dunia.
"Saya shalat jamaah di sini, ngaji di sini. Kalau tahun kemarin saya cuma dikasih tulang, akhirnya saya masak sup. Ini tadi alhamdulillah saya dibantu Babinsa, lalu dikasih daging," ujar Hamidah semringah usai menerima daging kambing dari panitia, Senin (12/9).
Warga Tanjung Kunir, Mauk, Kabupaten Tangerang itu mengaku suka mengaji di berbagai masjid, termasuk di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dia sudah bertahun-tahun mengaji di Masjid Al Azhom, sehingga sudah paham pembagian daging kurban di Al Azhom.
Menurut Hamidah, tahun ini ada 24 ekor sapi yang disembelih di Masjid Al Azhom. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya menyembelih 13 ekor sapi. "Masak, kalau sekarang sapinya yang disembelih ada 24 saya dapet tulang lagi. Tahun kemarin memang saya sedih," katanya.
Senada dengan Hamdiah, Ningsih, warga Pasar Baru, Kota Tangerang juga sangat menantikan Hari Raya Idul Adha. Ibu dari dua balita itu mengaku hanya bisa memasak daging untuk anak-anaknya setahun sekali saat Hari Raya Idul Adha. "Anak-anak saya senang kalau ada kurban. Biasanya saya hanya masakin ikan saja buat mereka," ujarnya.
Ningsih yang datang bersama kedua anaknya dan tetangganya itu juga mengaku mengatre pembagian daging kurban di sekitar rumahnya. Daging kurban tak hanya diperuntukkan bagi mereka yang kekurangan, melainkan seluruh umat Islam berhak mencicipi masakan daging.
Irat misalnya, warga Cimone itu rutin setiap tahun shalat ied di Masjid Al Azhom. Dia yang datang bersama beberapa kerabatnya itu juga merupakan jamaah pengajian di Al Azhom. Sehingga dia juga terbiasa mendapatkan jatah daging kurban di Al Azhom.
Pembagian daging qurban dipusatkan di dalam masjid. Hal itu karena lokasi pembagian semula, di parkiran masjid, dirasa terlalu panas. Sehingga Wali Kota Arief Wismansyah yang juga melaksanakan shalat ied di masjid tersebut meminta memindahkan antrian karena matahari sangat terik. "Itu antriannya dibawa ke masjid saja, kasihan ibu-ibu di sana kepanasan," ujarnya kepada panitia.
"Nah dari tadi kek bapak bilangnya, dari tadi saya kepanasan di sana," ujar Irat sambil mengulangi ucapannya saat diminta pindah ke dalam masjid. Tampaknya tidak hanya jamaah shalat ied yang datang ke masjid tersebut.
Terlihat banyak masyarakat dengan penampilan seadanya menginjakkan kaki di teras masjid dengan tetap memakai alas kaki. Sedangkan jumlah panitia yang terbatas tidak menjangkau hingga ke luar masjid.