REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Muslim Xinjiang dan beberapa wilayah di Tiongkok, turut merayakan Idul Adha 1437 Hijriyah, dengan menggelar Shalat Id di sejumlah masjid, Senin (12/9). Media setempat mengabarkan Muslim di Urumqi, Xinjiang, sejak pagi telah mendatangi masjid-masjid di kota tersebut, antara lain masjid agung Qinghai, yang berada di hampir pusat kota.
Sebulan sebelum hari perayaan, para warga Muslim di Xinjiang telah membeli hewan kurban berupa domba, sapi dan kambing, dan para Muslimah ada yang berbaju dan kerudung baru untuk menyempurnakan penampilan mereka saat perayaan. Usai melaksanakan Shalat Id, warga Muslim menyembelih hewan kurban yang dibagikan kepada panitia masjid. Sebagian lagi di bawa pulang untuk dibagikan kepada saudara dan disantap bersama keluarga.
Di Beijing, umat Muslim pun merayakan Idul Adha dengan menggelar shalat Id di sejumlah masjid yang tersebar di ibu kota Tiongkok tersebut. Di Masjid Dongzhimen, umat Muslim tiba sejak pagi hari dan melaksanakan shalat dan kurban.
Beberapa aparat keamanan tampak berjaga di luar masjid. Begitu pun di Masjid Niujie. Kehadiran beberapa aparat tersebut, untuk mengatur arus lalu lintas dan menjaga agar peribadatan berlangsung aman.
Usai melakukan Shalat Id mereka kembali pulang dan berkumpul dengan keluarga, bersantap bersama dengan aneka sajian dimulai dengan aneka kudapan ringan, seperti buah kering, dan kue kering khas Cina.
Di Cina ada dua provinsi yang etnis mayoritas Muslim yakni di Xinjiang dan Ningxia. Di Xinjiang mayoritas etnisnya adalah Uyghur identik dengan Muslim, juga di Ningxia, mayoritas etnisnya adalah Hui, juga identik dengan Islam.
Terdapat 56 etnis di Tiongkok. Mereka hidup dan tinggal di seluruh provinsi. Misalkan di provinsi Ningxia ada 35 etnis, namun mayoritas adalah etnis Hui sekitar 38 persen. Bukan saja mayoritas, tapi penduduk asli provinsi Ningxia adalah etnis Hui.
Begitu juga di Xinjiang yang mayoritas adalah etnis Uyghur dan juga etnis asli provinsi tersebut. Karena keanekaragaman etnis dan punya budaya lokal, pemerintah Cina yang dipimpin partai komunis, memberikan otonomi kepada provinsi Xinjiang dan Ningxia sejak 1958. Otonomi untuk menegakkan hukum sesuai dengan adat istiadat setempat dan budaya lokal. Terkait itu Idul Adha di Xinjiang libur tiga hari, di Ningxia libur empat hari kecuali di provinsi lain tidak libur, termasuk Beijing.