Ahad 11 Sep 2016 16:12 WIB

Cendikiawan Muslim Ingatkan Banyak Unsur Pendidikan Karakter

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Damanhuri Zuhri
Muhajir Effendy
Foto: dok UMM
Muhajir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah merumuskan penerapan sekolah pendidikan karakter atau full day school di Indonesia. Cendekiawan Muslim, Haidar Bagir menilai, masih ada sejumlah persoalan yang harus diperhatikan penerapan pendidikan karakter di sekolah.

Ia mengatakan, selama ini Kemendikbud telah meluncurkan matriks karakter yang hendak disasar. Setidaknya, ia melanjutkan, ada 18 unsur pendidikan karakter dan moralisas dalam matriks tersebut.

"Di sana masih terkesan adanya ketidakjernihan dalam memilih sasaran unsur karakter dan nilai moral," kata Haidar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (11/9).

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Grup Mizan itu mencontohkan sejumlah unsur yang dirumuskan Kemendikbud yakni, religiositas, kejujuran, toleransi, disiplin, cinta damai, tanggung jawab, kepedulian sosial dan lingkungan.

Selain itu, ia melanjutkan, masuk juga sejumlah unsur untuk menjadikan pelajar memiliki kreativitas, suka membaca dan sebagainya. Haidar menyebut, ada beberapa rumusan unsur yang tidak tepat masuk sebagai karakter atau nilai moral.

Kendati demikian, ia menyebut, secara umum unsur-unsur tersebut telah mengenai sasaran strategi mikro yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan karakter. Salah satunya, ia menyebut dengan memasukkan pembiasaan dan keteladanan lewat budaya sekolah, rumah dan ekstrakulikuler.

Haidar menyebut, penting mengorientasikan pendidikan karakter dan nilai noral pada ranah afektif dan psokomotorik. Hal itu menuntut pelibatan secara praktis dan langsung dari peserta didik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement