Kamis 08 Sep 2016 16:32 WIB

Dilema Saad bin Abi Waqqash

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Tauhid adalah mengesakan Allah.
Foto: Wordpress.com
Tauhid adalah mengesakan Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan antara ibu dan anak tak bisa terpisahkan. Kondisi inilah yang membuat salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Saa'd bin Abi Waqqash, pernah mengalami dilema terbesar dalam hidupnya. Sosok yang dikenal sebagai sahabat pertama masuk Islam pada periode dakwah Makkah itu harus memilih antara keyakinan terhadap agama Allah SWT atau mempertahankan ibundanya.

Sa'ad sendiri merupakan orang yang sangat berbakti pada orang tuanya. Ia sangat disayangi oleh kedua orang tuanya, terutama ibunya. Berasal dari keluarga bangsawan yang kaya raya, ia selalu merasa salah dengan cara hidup sukunya, yaitu menyembah berhala.

Ia dikenal sebagai prajurit yang tangguh karena keahlian memanahnya sangat diandalkan dalam peperangan. Selain tangguh secara fisik, ia juga tangguh dalam mempertahankan imannya. Mentalnya untuk selalu percaya pada Allah SWT tak ada yang bisa mengalahkannya, meski ia harus membuktikannya pada ibunya sendiri.   

Kemudian, saat ia dikenalkan dengan Islam oleh Abu Bakar ash-Sidiq, ia merasa mendapatkan sebuah oase di tengah gurun. Islam inilah yang menyejukkan jiwanya dan ia yakin karena inilah yang masuk akal baginya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement