REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Ahmad Satori Ismail menyebut adanya kelompok Muslim yang merasa paling benar dibanding kelompok lainnya. Alhasil, hal itu, menurutnya, menjadi salah satu kendala dalam sinergi dakwah dari berbagai kelompok muslim.
Selain itu, dia mengakui, setiap kelompok sudah mempunyai program masing-masing. Sehingga ada kalanya, tiap kelompok memilih menjalankan program sendiri dibanding bekerja sama.
"Lebih lagi, ada kelompok yang merasa paling benar dan yang lainnya dianggap sesat. Perpecahan umat adalah tantangan yang berat bagi upaya untuk melakulan sinergi. Ada juga kelompok kalau diajak kerja sama sudah curiga duluan," katanya pada Republika, Kamis (8/9).
Padahal, dia meyakini, sinergi dakwah mutlak terjadi di tingkat lokal, daerah, nasional hingga internasional. Sebab, keterpurukan umat berpeluang terjadi jika tak ada sinergi dakwah. Sebagai lembaga dakwah berskala nasional, IKADI pun, kata dia, berusaha bergabung dengan berbagai kelompok ormas Islam di bawah naungan MUI, Forum Ukhuwah Islamiyah atau Majelis Organisasi Islam (MOI).
"Melalui gabungan ini, wakil IKADI dalam ormas-ormas tersebut, mengupayakan untuk melakukan koordinasi dalam berbagi bidang baik dalam upaya mempersatukan tali ukhuwwah, bidang dakwah, bisang pendidikan dan sosial," ujarnya.