Rabu 07 Sep 2016 19:18 WIB

Bekas Air Wudhu Masjid Gede Kauman untuk Siram Rumput

Rep: Yulianingsih/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah abdi dalem melakukan prosesi Yoso Peksi Buraq di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu (5/6).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sejumlah abdi dalem melakukan prosesi Yoso Peksi Buraq di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Rabu (5/6).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bekas air wudhu yang selama ini banyak terbuang di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, akan ditampung dan dimanfaatkan untuk penyiraman rumput di Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM Pemda DIY tengah membangun saluran untuk penyiraman tersebut.

Kabid Cipta Karya Dinas PUPESDM Pemda DIY Mohammad Mansur mengatakan, saat ini, pihaknya tengah membuat lubang mengelilingi Alun-alun Utara tersebut. "Nanti akan kita tanam pipa untuk penyiraman Alun-alun," ujarnya, Rabu (7/9).

Menurutnya, pipa tersebut akan terhubung dengan penampung bekas air wudhu di Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Penampung air wudhu tersebut akan dibangun di bawah pintu masuk masjid tersebut. "Selama ini air wudhu hanya terbuang begitu saja. Jadi, kita tampung dan manfaatkan. Debitnya juga cukup banyak." ujarnya.

Namun menurutnya, debit itu tidak cukup untuk penyiraman alun-alun. Sehingga pihaknya juga memanfaatkan air yang ada di selokan sekitar Kraton dan Alun-alun Utaara Kraton Yogyakarta.

Pihaknya akan memasang kran di beberapa titik disekitar Alun-alun untuk proses penyirman. "Jangan dibayangkan seperti kran putar yang biasa digunakan menyiram rumput taman. Ini akan berbeda. Hanya dibuka jka digunakan untuk penyiraman," ujarnya.

Proyek pembangunan sarana penyiraman Alun-alun Utara menggunakan bekas air wudhu masjid Gede Kauman inii menelan dana Rp 1 Miliar. Dana tersebut diambilkan dari Dana Keistimewaan DIY tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement