Selasa 06 Sep 2016 14:25 WIB

Kepala Urusan HAM PBB Ingatkan Adanya Tokoh Penyebar Ketakutan

 Kepala urusan Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein
Foto: UN Photo/www.un.org
Kepala urusan Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala urusan Hak Asasi Manusia PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein mengingatkan bahaya tokoh-tokoh populis yang berisiko memicu kekerasan. Hal itu disampaikannya saat berbicara dalam sebuah konfrensi keamanan dan keadilan.

Zeid menyebut sejumlah tokoh  seperti Donald Trump, kandidat Capres dari Partai Republik, politikus Belanda, Geert Wilders, Nigel Farage dari Inggris, dan Marine Le Pen di Prancis. Keempat tokoh tersebut dinilainya mengumbar ketakutan seperti yang dilakukan ISIS di Timur Tengah.

"Jangan salah, saya tentu saja tidak menyamakan tindakan para demagog nasionalis itu dengan aksi yang dilakukan oleh ISIS," kata dia.

"Namun dalam hal metode komunikasi, propaganda ISIS menggunakan taktik yang sama dengan para tokoh populis itu, yaitu dengan menyampaikan informasi sepotong-potong dan penyederhanaan berlebihan," kata Zein.

"Sejarah mungkin saja telah mengajarkan kepada Tuan Wilders dan sesama tokoh populis untuk bagaimana secara efektif menggunakan ketakutan pada hal asing (xonofobia) dan kebodohan sebagai senjata politik," kata dia.

"Suasana kemasyarakatan akan penuh dengan kebencian, dan pada titik ini, semuanya bisa berubah dengan cepat menjadi gelombang kekerasan dengan skala besar," kata dia.

Zein menyebut janji Wilders menjelang pemilihan umum di Belanda untuk melarang imigran Muslim dan melarang peredaran kitab suci al Quran sebagai hal yang "tidak masuk akal."

Dalam sejumlah jajak pendapat, Wilder kini mengungguli politisi Belanda lainnya menjelang pemilihan umum parlemen pada Maret 2017.

Beberapa janji Wilders kepada para pendukungnya adalah penutupan pintu imigrasi bagi penganut agama Islam, penutupan masjid-masjid, dan pelarangan al Quran. Dia juga mengusulkan agar Belanda mengikuti jejak Inggris dengan keluar dari Uni Eropa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement