REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Naiknya permintaan hewan kurban juga dibarengi dengan harganya. Menyikapi hal itu, Pakar Ekonomi Syariah KH Didin Hafidhuddin meminta pemerintah seharusnya ikut mengambil peran dalam perayaan ibadah setahun sekali tersebut.
Mantan Ketum Baznas itu menilai pemerintah sebaiknya mampu stabilkan harga hewan kurban. "Harusnya kan pemerintah ikut hadir dalam kondisi ekonomi yang sulit sperti ini, soalnya masyarakaat mana bisa tawar menawar dalam skala nasional. Harusnya Kementan atau Kemendag bisa beri batasan harga terendah dan tertinggi supaya terjangkau oleh pengurban," katanya kepada republika.co.id, Senin (5/9).
Ia pun menyayangkan penjual hewan kurban yang malah memanfaatkan kesempatan di momen Idul Adha untuk menjual dengan harga setinggi-tingginya. Padahal semestinya penjual memahami kalau hewan kurban akan dipergunakan untuk ibadah, bukan semata demi kepentingan pembeli.
"Ini kan buat ibadah, harusnya enggak boleh terjadi, ini namanya mempolitisasi kebutuhan masyarakat untuk ibadah. Harusnya keinginan masyarakat beribadah difasilitasi, eh malah ada yang naikan secara tidak wajar," kata guru besar agama Islam IPB tersebut.
Namun ia mengakui adanya oknum yang memanfaatkan ibadah untuk mencari untung bukanlah hal baru. Menurutnya, dimana ada kebutuhan masyarakat, maka disitulah akan ada oknum yang berusaha melakukan kecurangan.
"Yang manfaatkan peluang pasti ada, walau ini ibadah, misalnya haji aja ada yang curangin juga tuh," tambahnya.