Senin 05 Sep 2016 13:15 WIB

Dampak Transformatif Zakat Jadi Perhatian Dunia

zakat
zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramon Magsaysay Award Foundation (RMAF) pada 27 Juli lalu mengumumkan penerima Ramon Magsaysay Award (RMA) tahun 2016. Tahun ini, Indonesia mencatatkan kembali tradisi selaku penerima penghargaan yang sering dipandang sebagai Nobel versi Asia ini. Tahun ini, Dompet Dhuafa menjadi penerima penghargaan dari Indonesia.

Menilik enam tahun ke belakang sepanjang 2011-2016, Indonesia hanya absen pada 2015. Ada tiga individu dan dua lembaga yang menerima RMA yang berasal dari Indonesia. Para individu itu adalah Hasanain Juaini (2011), Ambrosius Ruwindrijarto (2012), dan Butet Manurung (2014). Sementara, untuk lembaga tercatat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima RMA pada tahun 2013 dan Dompet Dhuafa pada tahun ini.

RMAF bukanlah institusi yang main-main dalam memberikan penghargaan. Di laman http:www.rmaf.org.ph secara gamblang disampaikan bahwa para penerima RMA dengan ide-ide dan program-programnya telah mengimplementasikan nilai-nilai keadilan, demokratisasi, dan usaha-usaha berkelanjutan menghadapi tantangan pembangunan manusia di Asia. Kata-kata kunci keadilan dan demokratis serta berkelanjutan membuktikan bahwa Indonesia memiliki individu dan lembaga yang mumpuni, meyakinkan bahwa bangsa ini layak maju.

Hal lain yang menjadi visi RMA adalah menginspirasi anak-anak muda mengembangkan potensinya, melayani tanpa pamrih dan inovatif. Para penerima RMA akan menjadi sebuah model bagi anak muda saat informasi ini didesain dengan apik. Pembentukan opini dan pandangan masyarakat terhadap upaya-upaya yang sudah dilakukan penerima RMA melalui media massa akan membantu perubahan secara perlahan masyarakat. Ringkasnya, memperluas wawasan terhadap harapan Indonesia yang lebih baik ke depan.

 

Asa baru

Dompet Dhuafa, from Indonesia. The organization is being recognized for "redefining the landscape of zakat-based philanthropy in Indonesia, unleashing the potential of the Islamic faith to uplift, irrespective of creed, the lives of millions."

Mencermati petikan siaran pers RMA 2016 di atas terkait Dompet Dhuafa, penegasan kata 'zakat' dan 'Islam' sungguh menimbulkan semangat baru bagi lembaga-lembaga pengelola zakat. Masa depan pengelolaan zakat akan menjadi perhatian banyak pihak. Sebagai peraih RMA, Dompet Dhuafa perlu memantaskan diri: memastikan bahwa kerja-kerja Dompet Dhuafa yang berdiri 23 tahun lalu konsisten melakukan expanding the transformative impact of zakat, memperluas dan melangsungkan dampak transformatif zakat.

Jika mengikuti pemberitaan KPK, lembaga sebelumnya yang mendapatkan RMA, terpilihnya Dompet Dhuafa sedikitnya menimbulkan harapan baru bagi umat Islam di Indonesia. Zakat, yang dilekatkan RMA pada Dompet Dhuafa, dapat menjadi sebuah isu penting, seperti juga antikorupsi yang melekat dalam institusi KPK. Antikorupsi juga menjadi perhatian tidak hanya di seminar-seminar, tetapi juga sudah menjadi sikap. Antikorupsi dalam hal ini menjadi isu penting dalam membina karakter generasi muda. Saat sebagian tokoh dan kelompok masyarakat sipil menilai peran KPK setahun terakhir ini kurang bertaji, terpilihnya Dompet Dhuafa membawa asa dan tanggung jawab khusus. Apa kaitannya?

KPK adalah milik masyarakat dan setiap orang akan terpanggil untuk menjaga keberlangsungan diktum ini. Maka, sangatlah indah bila hal yang sama dilakukan masyarakat terhadap Dompet Dhuafa dan lembaga-lembaga pengelola zakat. Seperti yang dituliskan Dr Yusuf Qardhawi dalam Hukum Zakat, zakat bukan sekadar makanan, melainkan juga bertujuan menanggulangi kemiskinan dan akan mencapai tujuan spiritual, moral, sosial, dan politik. Zakat menjadi sarana membangun tata kehidupan sosial ekonominya yang lebih sesuai dengan tuntunan agama.

Masalah zakat yang diketahui oleh kalangan luas akan semakin meningkatkan kualitas lembaga. Pengelola zakat berupaya penuh memahami filosofis dan peranan zakat. Penanggulangan kemiskinan akan menjadi tujuan bersama. Masyarakatlah yang akan bersama-sama mengawal visi Forum Zakat untuk menjadi asosiasi Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang amanah dan profesional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mengutip pendapat Erie Sudewo, salah satu pendiri Dompet Dhuafa, RMA bukan hanya penghargaan untuk Dompet Dhuafa, melainkan juga untuk seluruh organisasi filantropi di Indonesia. Penghargaan adalah sebuah kemenangan. Namun, kemenangan sesungguhnya adalah dengan membangun tim berkarakter atau menghasilkan tim berakhlak.

Semoga RMA 2016 bagi Dompet Dhuafa akan menjadi pagar yang senantiasa menjaga lembaga, memantaskan integritas yang harus dimiliki penerima RMA. Penghargaan ini, sekali lagi, bukan hanya kemenangan bagi organisasi yang disebut RMAF, melainkan juga seluruh pegiat sosial-kemanusiaan di Tanah Air, bahkan rakyat Indonesia. Sebuah kemenangan yang menuntut pemantasan diri berikutnya berupa Indonesia yang bermartabat atau berkarakter.

Sri Nurhidayah

Pegiat Pendidikan, Alumnus Pascasarjana Psikologi Pendidikan UI

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement