Oleh: Hiznu Sobar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkisah, ada seorang ulama terpandang di masyarakat. Saat ditemui seorang muridnya, sang ulama sedang menyapu, mengepel bahkan menyikat kamar mandinya. Sang murid bertanya, "Mengapa engkau mau melakukan hal ini, padahal engkau adalah seorang ulama, dan bisa saja itu dikerjakan oleh orang lain?" Lalu ulama tersebut menjawab, "Aku lakukan ini untuk membunuh rasa sombong."
Ulama tersebut kemudian menjelaskan kepada muridnya bahwa kemarin malam datang seseorang kepadanya meminta nasihat. Lantas dengan nasihat yang diberikannya itu orang tersebut merasa lebih baik hidupnya. Maka, untuk itulah ia melakukan pekerjaan yang mungkin bagi sebagian orang adalah pekerjaan yang rendah. Namun, itu ia lakukan untuk menghindari rasa ujub dan takabur atas apa yang dilakukannya.
Rasa sombong merupakan perkara yang amat berbahaya bagi manusia. Dalam Alquran, Allah SWT mengingatkan kita "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS Lukman [31]:18).
Sepintas bisa kita lihat dari ayat di atas, bahwa Allah SWT tidak menyukai perilaku sombong. Kita harus menghindari rasa sombong agar tidak jatuh pada kehinaan karena kesombongan itu. Jangan sampai rasa sombong hinggap di hati, menjadikan kita lebih angkuh, seperti Fir'aun dalam hidupnya.
Untuk menghindari rasa sombong, ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan. Pertama, ingatlah asal dari apa kita diciptakan. Allah SWT berfirman, "Maka hendaklah manusia memerhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan." (QS ath-Thaariq: 5-7). Maka, pantaskah kita menyombongkan diri saat kita tahu kita diciptakan dari setetes air mani?
Kedua, bergaul dengan orang yang dianggap berada di bawah kita. Kita akan banyak bersyukur karena kita merasakan betapa banyaknya nikmat Allah SWT yang diberikan kepada kita dibandingkan orang lain. Syukur nikmat akan membantu kita menghindari rasa sombong.
"Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku agar diantara manusia saling merendahkan hati (tidak menyombongkan diri) sehingga seseorang terhadap yang lainnya tidak saling menindas atau menyombongkan diri dengan yang lainnya." (HR Muslim).
Ketiga, selalu mengingat kematian. Bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Sehebat apa pun seseorang di dunia, pasti semuanya akan berakhir. Maka, saat rasa sombong menghampiri, ingatlah kematian yang pasti akan mengakhiri kehidupan kita.
"Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS al-Jumu'ah[62: 8). Wallahu a'lam bisshawab.