REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Kesadaran ummat Islam di Bali dalam membayar zakat melalui lembaga amil zakat semakin meningkat. Direkur Dompet Sosial Madani (DSM) Denpasar, Andy Krisna, mengatakan, peningkatan kesadaran warga itu sebagai pertanda positif, karena dana zakat semakin mudah untuk dikelola, termasuk memeratakan pemanfaatannya.
"Memang masih banyak yang berzakat langsung, tapi dari dana zakat yang kami himpun, setiap tahunnya terus meningkat," kata Andy, kepada Republika Online di sela-sela acara Sosialisasi, Regulasi Pengelolaan Zakat, dan Verifikasi LAZ DSM, Rabu (31/8). Hadir dalam kesempatan itu Kasubdit Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama RI, Dr H Juraidi Malkan MA.
Andy mengatakan, pada 2015, DSM berhasil menghimpun dana zakat, infak, dan sodaqoh (ZIS) sebesar Rp 4 miliar dan diperkirakan meningkat 20 persen atau menjadi sekitar Rp 4,8 miliar pada 2016. Hingga Agustus 2016, kata Andy, dana ZIS yang sudah terhimpun mencapai Rp 2,5 miliar.
Menurut Andy, kendati perolehan pengumpulan dana zakat masih jauh di bawah potensi yang ada, namun pihaknya optimis perolehan zakat DSM akan terus meningkat. Selain donatur yang sudah ada terus meningkatkan jumlah zakat yang dibayarkan, DSM juga mendapatkan donatur-donatur baru.
"Kalau dibandingkan dengan potensi zakat di Bali sebesar Rp 126 miliar, apa yang kami capai masih terbilang kecil. Tapi, kalau melihat jumlah donatur terus bertambah, itu menunjukkan kesadaran masyarakat berzakat melalui lembaga juga meningkat," katanya.
Kasubdit Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama RI Dr H Juraidi Malkan MA mengatakan, berdasarkan laporan Baznas, dana zakat secara nasional yang berhasil dihimpun oleh lembaga zakat dalam setahun mencapai Rp 3,7 trliun. Sedangkan potensinya mencapai Rp 217 triliun.
Kecilnya angka itu, kata Juraidi, kemungkinan mash banyaknya masyarakat yang berzakat secara langsung. Dia berharap, dengan bertambahnya jumlah lembaga zakat yang berizin, maka jumlah donatur yang berzakat melalui lembaga pun akan bertambah.
"Ini banyak manfaatnya, selain penyaluran bisa lebih merata, pemberdayaannya bisa dioptimalkan dan juga lebih aman. Tidak ada yang berdesak-desakan, apalagi sampai ada yang cidera atau meninggal," katanya.