REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW mengajurkan umatnya memberikan nama terbaik bagi buah hati mereka. Di antara nama-nama terbaik dan disukai oleh Allah SWT, seperti yang dinukilkan dari hadist riwayat Bukhari dan Muslim adalah Abdullah dan Abdurrahman.
Sedangkan di antara nama yang paling jelek adalah Harb (maknanya perang) dan Murrah (yang berarti pahit). Lantas, apakah sesungguhnya hikmah di balik anjuran tersebut dan tentunya hikmah larangan memberikan nama jelek bagi anak-anak kita?
Menurut Syekh Shaleh Ahmad as-Syami dalam “Berakhlak dan Beradab Mulia; Contoh-contoh dari Rasulullah”, di antara rahasia anjuran penamaan buah hati dengan nama terbaik ialah, fakta adanya keterikatan yang kuat antara nama dan makna. Nama tak lain merupakan wadah dari makna.
Setiap nama pasti menunjukkan sebuah makna. Tidak ada sebuah nama yang sama sekali tidak mempunyai keterikatan dan persesuaian dengan makna. Bila hal itu terjadi, sesungguhnya tidak sesuai dengan hikmah yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Jadi, tak bisa dimungkiri bahwa nama memiliki pengaruh terhadap sesutu yang diberi nama. Sesuatu yang diberi nama baik, ia akan terpengaruh dengan kebaikan arti nama yang disandangnya.
Nama-nama yang mempunyai arti jelek, ringan, berat, lembut kasar atau yang lainnya memiliki pengaruh terhadap sesuatu yang dinamai dengan nama tersebut.
Inilah mengapa sejarah mencatat, Rasul pernah mengubah nama sejumah sahabatnya. Dalam riwayat Muslim misalnya, Rasul mengubah nama perempuan bernama Ashiyah (pemaksiat) menjadi Jamiilah (cantik), Harb menjadi Silm (damai), dan lain sebagainya.