REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada perayaan Idul Fitri 2011, kebanggan Muslim Filipina bangkit setelah sengketa antara komunitas Muslim dan Pemerintah Filipina di wilayah selatan. Untuk pertama kalinya Muslim di Cotabato City, Provinsi Maguindanao, masuk dalam wilayah otonomi Muslim Mindanao, memiliki sebuah masjid. Bahkan, landmark masjid raya yang megah di Filipina.
Masjid Agung Cotabato atau dikenal Masjid Sultan Hasanah Bolkiah menjadi masjid terbesar di Filipina. Masjid ini terlihat apik dari timur laut Teluk Moro dan selatan Bandara Awang, Cotabato City. Pembangunan masjid dimulai pada 2009 setelah kunjungan Yang Mulia Sultan dan Yang Dipertuan Sultan Brunei Darussalam Hasanah Bolkiah ke Manila.
Masjid dibangun atas wakaf Sultan Hasanah Bolkiah untuk memperingati 25 tahun hubungan diplomatik antara Brunei dan Filipina. Masjid Agung Cotabato menelan biaya pembangunan 48 juta dolar AS yang sebagian besar dana tersebut disumbangkan Sultan Hasanah Bolkiah. Kompleks masjid menempati lahan seluas 5.000 meter persegi.
Lahan tersebut disumbangkan mantan anggota legislatif wilayah Maguindanao, Didagen P Dilangalen. Desain arsitektur Masjid Agung Cotabato dirancang arsitek terkenal Filipina yang berkelas dunia, Felino Palafox Jr. Perencanaan masjid mengikuti perencanaan perkotaan dari tata ruang di Cotabato, Filipina selatan, membuatnya memiliki posisi strategis dan indah di kawasan Teluk Moro.