REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Pondok Modern Gontor Darussalam menggelar sujud syukur dan tasyakur seiring menapaki usia 90 tahun. Peringatan milad juga diisi peresmian asrama mahasiswa baru dan peletakan batu pertama pembangunan perpustakaan kampus.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan keberagaman merupakan salah satu nilai yang diajarkan Gontor. Mengingat santri-santri memang datang dari seluruh pelosok Indonesia. Ia menilai, santri yang membawa aneka ragam budaya dan kekhasan daerah masing-masing, dituntut hidup rukun bersama dan menciptakan kesadaran toleransi dan menghargai keragaman.
"Itu yang membuat kita semakin kuat menjadi pemikir-pemikir nasionalisme," kata Lukman, Sabtu (20/8).
Selanjutnya, ia merasa Gontor selalu mengarakan nilai kepedulian terhadap nasib teman, sambil mengenang saat diajari kemampuan dan kemauan menjadi pemimpin dan dipimpin. Menurut Lukman, nilai itu mengajarkan seseorang agar pandai menempatkan diri sebagai pemimpin dan dipimpin dengan menanggalkan ego masing-masing saat berpendapat.
Selain itu, nilai keihklasan merupakan jati diri santri Gontor dalam menjalankan pendidikan dan kehidupan selama mondok. Dia menilai, kaidah itu selalu menjadi pegangan para santri. Santri Gontor, lanjut Lukman, biasanya memang dipersiapkan untuk menjalani hidup sebagai pendidik atau mualim bagi diri sendiri maupun masyarakat.
Ia mengaku teringat dengan para kiai dan guru-guru yang menekankan kalau santri-santri Gontor bisa menjadi apa saja, bisa mendalami dan menekuni profesi apa saja. Namun, Lukman menegaskan apapun profesinya santri-santri Gontor merupakan seorang pendidik, baik untuk diri sendiri dan lingkungan, suatu nilai yang sangat mulai di mata Allah SWT.
Lukman menambahkan, Gontor turut menanamkan nilai keberkahan yang walau datang dari Allah SWT, tapi jelas ada berkah yang dapat diraih melalui wujud harokah dengan orientasi kemaslahatan sesama. Itu yang membuat Gontor khas dengan mutolakah, mafudoh dan diisi dengan motivasi serta inspirasi yang menanamkan percaya diri dalam berbagai kreativitas yang mendatangkan keberkahan.
"Harapannya pendidikan Islam di seluruh Nusantara dapat mencontoh Gontor bagaimana mengembangkan pendidikan serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan di pondok pesantren," ujar alumni Gontor angkatan 83 tersebut.