Senin 01 Aug 2016 08:14 WIB

Menggali Potensi Wisata Halal di Lombok

Red: M Akbar
Pantai di Mandalika, Lombok
Foto:

Faozal menjelaskan, rencananya ada dua kawasan pantai di Pulau Lombok yang akan dikembangkan menjadi konsep pantai halal. Yakni, kawasan Meninting (Lombok Barat) dan kawasan Mandalika (Lombok Tengah).

Di lokasi pantai halal tersebut, kata dia, akan ada pembatas permanen yang memisahkan antara wisatawan laki-laki dan wisatawan perempuan. Selain itu, makanan yang disediakan di lokasi tersebut adalah makanan yang halal. ''Fasilitas awal, akan ada pemisah (pembatas) yang permanen,'' katanya.

Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal, Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan,  Lombok sangat cocok untuk wisatawan asal Timur Tengah. ''Karena itu, pengembangan pariwisata syariah di Lombok, termasuk pengembangan pantai halal, sangat tepat,'' kata Riyanto Sofyan kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (28/7).

Pengembangan pantai halal di Lombok sejalan dengan minat para Moslem Travellers, khususnya dari Timur Tengah. ''Mereka menyukai pantai dan mereka mengharapkan pantai halal,'' ujar Riyanto.

Dalam kesempatan sebelumnya, Nia Niscaya, asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa dan Timur Tengah, Amerika Afrika Kementerian Pariwisata, mengungkapkan pantai masih menjadi tujuan menarik bagi sebagian besar wisman yang datang ke Bali, termasuk wisman  Timur Tengah.  "Mereka juga suka pantai. Karena bila di Dubai, itu tidak ada gelombang. Tidak ada suara atau deburan ombak," kata dia kepada Republika.co.id.

Selain itu, kata Nia, anak muda Timur Tengah menyukai kegiatan olahraga air seperti berselancar. "Anak muda cenderung suka surfing. Modern life. Saat ini pertumbuhannya sudah cukup tinggi," kata Nia. Potensi inilah, seperti diungkapkan Riyanto Sofyan di atas, yang perlu dibidik oleh Lombok sebagai salah satu destinasi halal favorit di Indonesia.

Faozal meyakini NTB merupakan provinsi yang paling siap mengembangkan wisata halal. Optimisme itu muncul karena NTB merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang saat ini sudah mempunyai Perda mengenai wisata halal atau wisata syariah.

''Kami juga telah mendidik 50 tour guide berbahasa Arab yang memahami bahasa dan budaya wisman asal Arab atau Timur Tengah. Jumlah tersebut akan terus kami tingkatkan. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemda NTB dalam mengembangkan wisata halal, khususnya di Pulau Lombok dan Sumbawa,'' kata Faozal saat berbincang dengan Republika.co.id di ruang kerjanya, Mataram, Kamis (14/7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement