REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Machasin, mengatakan penggunaan aplikasi eMTQ dalam seleksi peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke 26 dilakukan untuk memperketat proses seleksi dan menghindari joki.
"Kita lebih memperketat proses seleksi dan menghindari jangan sampai ada joki," ungkap Machasin kepada wartawan di sela Musabaqah Tilawatil Quran Nasional di Kota Mataram, Sabtu (30/7).
Menurut Machasin, pertamakali proses seleksi administrasi dari total peserta yang mendaftar sebanyak 1303 hanya 650 yang lolos memenuhi persyaratan. Banyaknya peserta yang tidak lolos administrasi dikarenakan perbedaan nama yang tertera di KTP.
"Ditemukan banyak yang berbeda nama dengan data kependudukan. Namun mereka yang tidak lolos membawa surat keterangan dari yang berwenang. Sehingga, dari 1303 orang yang mendaftar, sebanyak 1200 orang yang lolos persyaratan dan 103 orang tidak," katanya.
Machasin menuturkan, 1200 orang peserta yang lolos persyaratan administrasi harus melakukan pendaftaran ulang dan mengecek biodata peserta dengan fisik aslinya. Selain itu, pihaknya mengecek umur dan asal daerah.
Ia menambahkan panitia pun sudah melakukan antisipasi agar server MTQN yang dimiliki tidak diretas. "Tim IT melakukan pengamanan yang cukup dan sampai saat ini belum ada dan mudahan tidak ada penyusup," ungkapnya.