Rabu 27 Jul 2016 09:31 WIB

Kisah Pendiri Dompet Duafa Soal 'WA' Anies Baswedan Subuh Tadi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berbincang dengan pengunjung car free day saat sosialisasi kampanye anter anak pada hari pertama sekolah di Patung Kuda, Jakarta, Ahad (17/7). (Republika/Yasin Habibi)
Foto:
Erie Sudewo

Dalam sebuah diskusi, AB minta tolong. Katanya: “Mas, di negeri ini sedang terjadi perang orang baik lawan orang buruk. Tolong kampanyekan agar ibu-ibu mulai katakan jujur dan jadilah orang baik pada anak-anaknya.”

Gagasan Indonesia Mengajar spektakuler. Tagline-nya menggugah: “Setahun mengajar, menginspirasi seumur hidup.”

Lantas Ayo Turun Tangan, maknanya dalam dan luas. Siapa pun warga, dari Sabang sampai Merauke, mesti turun tangan bantu negeri. Yang hanya bisa senyum dan doa pun bisa turun tangan.

Indonesia Mengajar dan Ayo Turun Tangan, keduanya jadi gerakan. Untuk jadi gerakan tak mudah. Intinya ini bicara trust (kepercayaan). Bicara kepercayaan, tak mudah di negeri ini. Dan semua itu sudah dilakukan AB. Ruaaar biasaaa kan.

“Nah, elo sendiri gimana, bro?” Sindir nafsu saya tiba-tiba. Hati saya berdesir. Inilah yang ada dalam diri saya. Terus digugat.

“Tahu, enggak. Elo cuma pandai nilai orang lain. Nilai diri sendiri, gagal. Masih mending psikolog, bro. Mereka memang juga sulit nilai dirinya, tapi mereka punya ilmu buat nilai orang lain. Nah, kalo elo?” tanya nafsu saya makin mencabik-cabik diri saya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement