REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Ketua panitia pertemuan Dai se-Asia Tenggara Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari pertemuan selama empat hari di Hotel Aston Sentul, Bogor. Rekomendasi pertemuan tersebut diantaranya meningkatkan kerja sama diantaar Dai se Asia Tenggara dan memantabkan pemahaman al Washatiyah.
"Peningkatan kerja sama ini dalam berbagai bidang diantaranya politik, ekonomi dan dakwah," jelas dia, Selasa (26/7). Selain itu rekomendasi juga terkait dengan penguatan perhatian dai dan ulama untuk masalah politik, ekonomi, Alquran, akhlak fan fikih dakwah untuk umat Islam.
Kerja sama dai dan ulama Asia Tenggara adalah pembentukan pusat informasi dai dan ulama dan kerja sama dengan media baik nasional maupun ASEAN, pengiriman dai baik di daerah terpencil di Indonesia dan negara lain. "Jadi jika di Indonesia ada kelebihan dai maka kita akan mengirimkan dai ke negara lain," jelas dia.
Selain itu nantinya akan ada pelatihan dai yang diselenggarakan baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Seluruh negara telah sepakat dengan pelaksanaan pelatihan tetapi bentuk dan sistemnya akan dibahas lebih lanjut.
Seluruh dai nantinya akan diberikan materi agar lebih paham konsep al Washatiyah, akhlak dan fikih dakwah. Setelah mereka paham dan mendalami konsep tersebut mereka harus menyebarkannya kepada seluruh umat muslim. Sehingga tak hanay kualitas dai saja yang meningkat tetapi juga kualitas umat Islam.
Masalah pemimpin dan ulama juga telah dibahas. Di setiap negara di harapkan ulama dan pemimpin tidak berpisah jalan. Ketika pemimpin berbuat salah, ulama tidak perlu mencelanya tetapi dekati dan berikan nasihat agar lebih baik demikian juga bagi ulama, jangan sampai mendekati pemimpin hanya untuk kepentingan pribadi tetapi harus demi kepentingan umat.