Senin 25 Jul 2016 14:28 WIB

Mahasiswa Australia: Islam di Indonesia Sangat Menarik

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Agung Sasongko
Puluhan ribu umat muslim menghadiri acara Silaturahmi dan Tabliq Akbar bertema Sejuta Cinta untuk Indonesia di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (17/7). (Republika / Darmawan)
Foto: Republika/ Darmawan
Puluhan ribu umat muslim menghadiri acara Silaturahmi dan Tabliq Akbar bertema Sejuta Cinta untuk Indonesia di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (17/7). (Republika / Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Emily Schilling, mahasiswi asal Flinders University, Australia cukup terkejut ketika melihat antusiasme Muslimah Indonesia dalam mengenakan hijab. Berdasarkan pengamatannya, ia melihat kaum wanita di Indonesia mengenakan jilbab bukan hanya sekedar menjalankan kewajiban agama.

Lebih dari itu, menurutnya jilbab di Indonesia merupakan simbol sekaligus identitas yang menunjukkan keaktifan, partisipasi, dan kapasitas Muslimah dalam menjalankan perannya di sektor-sektor publik dan profesional. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika jilbab kian mendapat tempat di tengah masyarakat Islam Indonesia.

Itulah sepenggal pengalaman yang diceritakan Emily pada sharing session program Understanding Islam in Indonesia yang berlangsung di Gedung Perpustakaan UII, Sabtu (23/7). Program tersebut merupakan kerjasama yang dijalankan oleh Flinders University, Australia dengan Universitas Islam Indonesia (UII).

Emily Schilling sendiri merupakan satu di antara 14 mahasiswa Australia yang mendapat beasiswa Colombo Plan dari pemerintah Australia untuk mempelajari Islam dan masyarakat Indonesia dengan bantuan fasilitas dari UII.

Selama dua minggu, mereka intens mempelajari Bahasa Indonesia, budaya, dan nilai-nilai Islam melalui berbagai kegiatan menarik. Baik kuliah, kelas lapangan, maupun pemagangan di institusi-institusi Islam, seperti kantor media Republika, sekolah, dan bank syariah.

Emily Schilling mengatakan, pengalaman mengikuti program tersebut sangat berkesan baginya. Sebab ia banyak menimba perspektif baru tentang Islam dan masyarakat Indonesia yang dapat dirasakan secara langsung.

“Saya melihat Islam di Indonesia sangat menarik. Sebagai komunitas mayoritas, Muslim bisa saja menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Namun mereka lebih memilih menjadi komunitas yang plural dan majemuk," tuturnya.

Selain itu, Emily mendapat kesempatan magang di salah satu bank syariah di kota Yogyakarta. Selama magang, ia ditemani oleh mahasiswa UII sebagai fasilitator bahasa dengan para pegawai di sana.

“Saya banyak bertanya kepada para pegawai bank syariah tentang hal yang menurut saya menarik. Seperti konsep standar emas dan sistem bagi hasil yang diterapkan dalam sistem perbankan syariah. Untunglah ada mahasiswa UII yang membantu karena saya belum begitu mahir berbahasa Indonesia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement