Selasa 19 Jul 2016 16:55 WIB

JATMAN akan Gelar Konferensi Ulama Internasional

Rep: rahmat fajar/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Jammiyah Ahlith Thariqah Al-Mutabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) al-Habib Muhammad Luthfi (kiri) berbincang bersama Ulama Thariqah dari Amerika Syaikh Aziz Abidin saat Konferensi Internasional Ulama Thariqah di Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (15/1).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Jammiyah Ahlith Thariqah Al-Mutabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) al-Habib Muhammad Luthfi (kiri) berbincang bersama Ulama Thariqah dari Amerika Syaikh Aziz Abidin saat Konferensi Internasional Ulama Thariqah di Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'rabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) akan menggelar Konferensi Ulama Internasional. Konferensi akan berlangsung di Pekalongan, Jawa Tengah, 27-29 Juli 2016.

Ketua panitia konferensi, Hasbullah menjelaskan, konferensi tersebut akan fokus membicarakan tentang pentingnya bela negara. Konsep bela negara yang dijalankan Indonesia diharapkan bisa dijadikan contoh negara lain.

"Jadi konferensi ini semata-mata ingin menyadarkan masyarakat betapa pentingnya membela negara itu," ujar Hasbullah saat berkunjung ke Kantor Harian Republika, Jakarta, Selasa (19/7).

Dia mengatakan, bela negara dengan thoriqat merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Dua hal tersebut akhirnya melahirkan konsep bahwa setiap anak bangsa memiliki kewajiban mencintai tanah air secara utuh. Cinta Tanah Air, merupakan salah satu bentuk dari keimanan. Apalagi mengenai hal tersebut sudah difatwakan oleh para ulama.

Hasbullah menambahkan, konflik yang terjadi pada negara-negara Islam diantara alasan konferensi ini digelar. JATMAN merasa prihatin atas kondisi tersebut. "Kita bisa berperan, kita punya konsep, paling tidak memberikan jalan keluar, solusi dari konflik yang terjadi di negara Islam," kata dia menerangkan.

Melalui konferensi tersebut, lanjut Hasbullah, ingin menegaskan bahwa Islam merupakan agama rahmatan lil 'alamin. Islam bukanlah teroris maupun tempat aktifitas ekstrimisme dan radikalisme.

Hasbullah menerangkan, hingga saat ini sudah 61 ulama Internasional yang mengkonfirmasi kehadiran pada konferensi tersebut. Di samping itu, ulama Indonesia juga akan terlibat dalam konferensi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement