REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sulawesi Tengah meminta agar para pengurus masjid di Sulawesi Tengah melaporkan realisasi penerimaan zakat fitrah dan zakat maal yang terkumpul di masing-masing masjid.
"Selama ini banyak masjid yang tidak melaporkan realisasi penerimaan zakat ke Baznas. Kita akhirnya tidak tahu berapa zakat fitrah yang terkumpul se-Sulteng," kata Wakil Ketua Bidang Pendistribusian dan Pemberdayaan Baznas Sulteng, Yahya Syakur di Palu, Ahad (10/7).
Pengumpulan zakat oleh Baznas Sulawesi Tengah ditargetkan tahun 2016 sebesar Rp 24 miliar. "Kalau semua masjid melaporkan realisasi penerimaan zakatnya saya yakin target itu bisa terealisasi," katanya.
Potensi zakat di Sulawesi Tengah, kata dia, sangat besar. Yahya mencontohkan, Masjid Jamii Nurhasanah Kelurahan Pengawu realisasinya mencapai dua ton beras dan uang tunai Rp 9 juta.
Demikian halnya di Masjid Agung Palu realisasi penerimaan zakat mencapai Rp 37 juta dan 1,1 ton beras. Realisasi tersebut berasal dari 394 kepala keluarga atau 1.759 jiwa.
Untuk memaksimalkan pengumpulan zakat fitrah, Baznas Sulawesi Tengah membuka pos di tempat strategis seperti pasar swalayan dan pusat-pusat perbelanjaan. Yahya Syakur mengatakan Baznas Sulawesi Tengah akan memberikan laporan realisasi zakat melalui media. "Nanti kalau sudah ada realisasinya baru saya sampaikan. Data ril ada di kantor," katanya.
Baznas Sulawesi Tengah telah melakukan berbagai upaya untuk menggenjot realisasi zakat dengan melakukan kerjasama multipihak antara lain dengan Universitas Tadulako Palu. Baznas dan Untad Palu telah menandatangani nota kesepahaman bersama untuk dalam hal pengelolaan zakat, infak dan sedekah.
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola berharap pengelolaan zakat, infak dan sedekah dapat membantu penyelesaian masalah kemiskinan sehingga mewujudkan masyarakat Sulawesi Tengah yang sejahtera.