REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa berbagi masyarakat Indonesia memang tidak perlu diragukan. Sayangnya, aksi-aksi berbagi masih terlalu beragam dan belum tampak sejalan.
GM Resource and Mobilization Dompet Dhuafa, Urip Budiarto, mengatakan kehadiran orang-orang baik dan aksi-aksi kebaikan di Indonesia tidak akan pernah habis. Maka itu, ia meminta kemampuan pengelolaan dana profesional di Indonesia, untuk terus dioptimalkan, dan tidak boleh berjalan seadanya. "Indonesia tidak akan pernah kekurangan orang baik, Indonesia tidak akan pernah kekurangan aksi kebaikan," kata Urip kepada Republika.co,id, Selasa (28/6).
Ia berpendapat, optimalisasi pengelolaan dana itu akan menjadi pembuktian dan jaminan, akan kredibilitas pemanfaatan dana suatu lembaga. Hal itu turut menjadi penghambat optimalisasi dana zakat di Indonesia, yang sebenarnya memiliki potensi Rp 217 triliun per tahun.
Selain itu, ia menilai masyarakat perlu diberikan edukasi agar berzakat ke lembaga-lembaga zakat resmi, dibandingkan menyalurkannya ke orang-orang secara pribadi. Menurut Urip, daya kolektivitas dan kebermanfaatan zakat akan lebih besar melalui lembaga zakat resmi dibandingan berdonasi sendiri.
Meski begitu, ia menyadari itu merupakan tugas utama lembaga-lembaga amil zakat resmi di Indonesia, untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Karenanya, Urip meminta lembaga-lemabaga amil zakat resmi yang ada bisa menduplikasi sistem yang baik, dengan kekuatan program dan manajemen yang profesional. "Fungsi kami memastikan setiap amanah yang masuk menjadi bermanfaat," ujar Urip.