Kamis 23 Jun 2016 12:55 WIB

Membaca Alquran dengan Waqaf dan Ibtida

Alquran terbitan Suara Agung dilengkapi dengan penanda waqaf dan ibtida'
Foto: Suara Agung
Alquran terbitan Suara Agung dilengkapi dengan penanda waqaf dan ibtida'

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Encep Dulwahab, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Judul        : Alquran, Dilengkapi Panduan Waqaf dan Ibtida’

Penerbit    : Suara Agung, Jakarta

Cetakan    : Keenam, 2016

Ukuran      : 21 x 14.5 cm

Harga        : Rp  80.000

Ada beberapa kewajiban umat Islam terhadap kitabnya. Salah satunya yaitu memahami isinya sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Shad ayat 29. Misalnya dengan membaca terjemahan per kalimat, perkata sekaligus memahami istilah aslinya, atau membaca tafsirnya. Saat ini banyak produk Alquran yang tidak hanya menyajikan terjemahan, tetapi juga menghadirkan tafsir ringkas dari berbagai mufassir yang memberi berbagai sudut pandang mengenai isi Alquran.

Kewajiban lainnya ialah membaca Alquran dengan tartil, seperti perintah Allah SWT dalam surat Al Muzammil ayat 4. Maksud tartil menurut Ali bin Abi Thalib ialah ilmu tajwid, yang berarti membaguskan suara dan mengetahui waqaf ketika membaca. Adapun ciri bacaan tartil, yaitu membaca huruf-huruf hijaiyah dengan jelas, sesuai dengan makhraj, dan sifatnya, dan memahami waqaf (berhenti sementara), dan tanda ibtida’ (mulai membaca lagi atau mulai melanjutkan bacaan lagi dengan mengulang kalimat sebelum waqaf tersebut) yang tepat dan benar.

Alquran dengan menyajikan tajwidnya pun saat ini sudah banyak beredar di pasaran. Namun, Alquran yang menambahkan waqaf dan ibtida’ sebagai suplemennya masih jarang. Sehingga tidak aneh kalau masih banyak kaum muslim yang bisa membaca, fasih tajwid-nya, tetapi belum benar dalam urusan waqaf dan ibtida’nya. Namun jangan khawatir, karena kekurangan dan kebutuhan akan hal itu sudah dipenuhi oleh Penerbit Suara Agung, yang merupakan trendsetter dalam urusan waqaf dan ibtida’.

Fokus pada waqaf dan ibtida’ sebagai suplemen menjadi pembeda Alquran yang diterbitkan Suara Agung dengan penerbit lain. Di dalamnya terdapat petunjuk praktis dengan warna dan siapa pun bisa belajar dan praktik mengenai waqaf dan ibtida’ dengan mudah.

Kehadiran Alquran dari Penerbit Suara Agung ini telah mengingatkan kaum muslim untuk memperhatikan tanda waqaf dan ibtida’. Karena jika tidak tepat dalam menempatkan waqaf  dan ibtida’, maka makna suatu ayat dapat menjadi kabur atau tidak jelas. Bahkan para ulama mewajibkan untuk menguasai kedua hal ini untuk Qori’, bahkan seorang guru ngaji belum diperkenankan memberikan ijazah kepada muridnya, sebelum mengerti betul masalah waqaf dan ibtida’.

Syekh Abu Hatim mengatakan bahwa orang yang belum mengenal waqaf dan ibtida’, berarti ia belum faham Alquran. Lalu Syekh Al-Islam Zakaria, yang mengatakan bahwa Qori’ yang baik akan berhenti di tempat yang baik sesuai dengan kekuatan nafasnya. Karena pembaca Alquran tidak mungkin menyelesaikan satu surat atau satu kisah dalam satu nafas, sedangkan mengambil nafas dalam bacaan adalah dilarang. Sementara Syekh Al-Ghozali mengatakan bahwa waqaf adalah pemanis bacaan, perhiasan dan penyempurna Qori’.

Ada beberapa ciri mana waqaf dan mana ibtida’ dalam Alquran ini. Pertama, tanda berupa dua garis vertikal warna merah, sebagai tanda pause atau berhenti sementara. Inilah sebagai tanda waqaf, yang artinya  boleh berhenti sementara untuk ambil nafas. Kedua, tanda berupa segi tiga warna hijau, biasa dikenal sebagai tanda play, sebagai tanda mulai melanjutkan bacaan dengan mengulang kalimat sebelum waqaf dalam blok bersangkutan. Ketiga, tanda berupa segi tiga warna hijau, yang di bawah lafaznya terdapat tanda garis horizontal warna hijau (garis bawah), ini menandakan mulai melanjutkan bacaan lagi (dengan mengulang kalimat sebelum waqaf dalam blok yang bersangkutan).

Dalam Alquran ini, pada satu ayat bisa dijumpai lebih dari 1 tanda waqaf dan ibtida’, ini berarti lebih dari satu kalimat yang diblok. Namun bagi pembaca yang bisa mengatur nafasnya atau memiliki nafas yang panjang, tidak harus berhenti pada setiap tanda waqaf  dan ibtida’ yang sudah diberi tanda, akan tetapi dapat berhenti pada waqaf sesuai pilihan dan kemampuan nafasnya.

Alquran dengan pedoman praktis waqaf dan ibtida’ ini memakai ukuran yang praktis untuk dibawa dan jenis khat yang enak dibaca, bisa dipakai untuk untuk anak-anak dan orang tua yang belum menguasai betul antara tanda waqaf dan ibtida’ yang baik dan benar. Selain itu, asmaul husna beserta artinya dengan desain menarik, yang berada di halaman awal dan akhir, menambah nilai tersendiri.

Dari itu semua, kehadiran Alquran ini telah menyadarkan umat muslim bahwa penting memahami dan menguasai cara membaca Alquran dalam hal berhenti dan memulai (waqaf dan ibitda’), sehingga kewajiban membaca Alquran menjadi lebih sempurna. Tidak hanya mendapatkan pahala membaca, enak di dengar, tetapi juga membaca dengan benar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement