REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Syariah Wilayah Partai Keadilan Sejahtera (DSW PKS) DKI Jakarta menggelar acara embekalan Hisab dan Rukyat, jumat malam (27/5) di kantor DPTW PKS DKI Jakarta di bilangan Cempaka Baru Jakarta Pusat.
Ketua DSW PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menuturkan tujuan pembekalan tersebut untuk memperkuat keilmuan pemahaman hisab dan rukyat, juga untuk membangun kesiapan mental menghadapi perbedaan hasil hisab dan rukyat. "Kami ingin pemahaman kader PKS terhadap hisab dan rukyat, bertambah dengan pembekalan ini," sebut pria yang akrab disapa Suhaimi ini.
Pembekalan yang diikuti oleh pengurus DSW, dewan syariah daerah (DSD), kaderisasi dan bidang pembangunan umat (BPU) ini merupakan bagian dari rangkaian program menyambut bulan suci Ramadhan 1437 Hijriyah.
Hadir sebagai narasumber DR. Eng Khafid dari badan Informasi dan Geospacial (BIG). Sebuah lembaga pemerintah non kementerian yang sebelumnya bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Beliau juga menjabat sebagai anggota falakiyah NU.
Dalam diskusi tersebut, masih menurut Suhaimi, muncul beberapa pertanyaan tentang solusi atas perbedaan hisab dan rukyat agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Dari hasil diskusi menghasilkan rekomendasi diantaranya, agar ormas keagamaan seperti Muhammadiyah, NU, Persis dan lain-lain berorientasi kepada kesatuan umat dengan mempercayakan keputusan kepada pemerintah melalui Kemenag RI.
"Kami mendukung pemerintah untuk terus menjaga kesatuan umat dalam proses hisab dan rukyat ini," imbuh pria yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta. Menurut dia, hal tersebut dilakukan Pemerintah Arab Saudi yang nyaris tidak ada perbedaan penentuan awal ramadhan karena otoritas pemerintah berjalan efektif.