REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1437 H tahun ini, lembaga Cinta Quran Foundation menggelar kegiatan dakwah bertajuk "Visi Indonesia Cinta Quran". Tarhib Ramadhan ini merupakan acara inspiratif dan upaya menggugah diri umat Islam untuk selalu berbuat kebaikan sesuai dengan Alquran.
“Acara ini untuk membuka cakrawala kita soal keislaman, bahwa Indonesia harus berupaya keras agar kaum Muslimnya bisa membaca Quran lebih banyak.” Ungkap Ust Fatih Karim yang juga CEO dan founder Cinta Quran, dalam keterangannya, Kamis (19/5).
Acara yang akan dihelat pada hari Sabtu, 21 Mei 2016, bertempat di Auditorium RRI Pusat, Jalan Medan Merdeka Barat tersebut bakal menghadirkan beberapa penceramah. Mereka adalah Ust Fatih Karim, Ust Abi Makki, dan Ust Asep Fakhri yang dimeriahkan juga oleh Sandrina Malakiano dan juga Risty Tagor.
"Indonesia adalah negeri dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Alamnya Indah dan kekayaan alamnya melimpah ruah. Namun, miris, karena ternyata masih banyak yang tidak bisa membaca Alquran," sambungnya.
Beraneka ragam masalah mendera negeri ini, seperti kasus korupsi yang merajalela, kondisi ekonomi tidak menentu, serta membengkaknya angka pengangguran. Belum lagi dengan tingkat kriminalitas yang semakin memprihatinkan, termasuk maraknya kasus asusila dan bahkan dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Hal ini perlu solusi agar negeri ini tidak makin terdegradasi moral dan keimanannya.
"Seakan-akan berbagai problema itu seperti benang kusut, susah dicari akar masalahnya. Padahal, solusinya adalah dengan membumikan Alquran dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Alquran merupakan panduan hidup seorang Muslim. Berisi petunjuk hidup yang jelas dan pemecah beraneka ragam masalah manusia. Karena itu, Cinta Quran Foundation mengajak kaum Muslim terutama warga Jabodetabek untuk menyambut, memeriahkan, dan memuliakan bulan suci Ramadhan, bulan diturunkannya Alquran. Visi Indonesia Cinta Quran merupakan sebuah keyakinan bahwa bangsa Muslim terbesar ini harus kembali kepada Alquran kitab suci yang tiada secuil pun keraguan. Secara historis pernah dibuktikan bahwa Islam pernah mencatat tinta emas peradaban dunia.
"Agar kita tidak menyia-nyiakan hari-hari kecuali dipenuhi dengan ibadah ritual dan sosial. Momen yang tepat bagi negeri dan diri untuk berubah menjadi lebih baik dengan kembali ke ajaran Alquran," tegasnya.