REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai penting untuk memiliki tata kelola zakat yang baik mengingat sektor keuangan sosial ini bisa dimanfaatkan luas tak hanya untuk kemanusiaan, tapi juga pengentasan kemiskinan. Prinsip dasar zakat jadi penting untuk mewujudkan tata kelola itu.
Dalam forum daya tahan, kemanusiaan dan pembangunan di Sidang Tahunan IDB ke 41 di JCC, Ahad (15/5), Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Dadang Muljawan menjelaskan, meski ini tak ada wewenang langsung di bawah bank sentral Indonesia, pertumbuhan ekonomi lebih stabil dengan memanfaatkan zakat untuk membantu mengatasi bencana dan kemiskinan. Dengan daya regulasi, pemerintah melalui bank sentral dan pengawas jasa keuangan bisa membantu perbaikan manajemen lembaga pengelola zakat dan wakaf agar lebih efektif dan transparan. Jika sistem zakat dan wakaf memiliki tata kelola yang baik, akan ada manfaat signifikan dalam mengatasi ketimpangan.
Bank Indonesia juga menilai prinsip-prinsip dasar zakat juga penting karena tidak mungkin bagi para donor untuk memaksimalkan donasi melalui lembaga yang tidak terkelola baik dan transparan. Tentu jadi tambahan semangat bagi donor jika mereka tahu manajemen donasi melalui laporan yang disampaikan lembaga kepada pada donor.
''Perkembangan ekonomi, kita perhitungkan berapa tenaga kerja dan biayanya. Tapi kita luput menghitung zakatnya,'' kata Dadang.