REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Di daerah seperti Papua, khususnya Merauke, mayoritas masyarakat Muslim sibuk bekerja, sehingga pembinaan ruhiyah menjadi tantangan tersendiri dalam dunia dakwah di daerah paling timur NKRI ini.
"Tantangan dakwah di tanah seperti Merauke ini masyarakatnya memang merantau guna meningkatkan kesejahteraan (ekonomi). Di sinilah tugas para dai dalam membina umat yang mayoritas perantau dan masyarakat transmigrasi," ujar Abdu Surahman, dai tangguh Baitul Maal Hidayatullah BMH yang intens membina masyarakat Sermayam Indah Distrik Tanah Miring, Merauke, Papua, dalam rilis BMH, Jumat (13/5).
Terkait hal tersebut, guna menyadarkan masyarakat di desa terpencil dan pedalaman Papua, BMH Merauke menugaskan beberapa dainya untuk kian intensif melakukan pembinaan. "Karena luasnya wilayah Merauke, jelang Ramadhan ini BMH intensifkan pembinaan masyarakat terpencil di dua desa, yakni Desa Kumbe Distrik Malind dan Desa Sermayam Indah Distrik Tanah Miring, Merauke," ungkap kepala BMH Merauke Asdar.
Sementara itu dai BMH yang bertugas di Kumbe Feri Irawan mengatakan bahwa di desa yang berjarak 150 Km dari Kota Merauke itu sedang dibahas untuk pembentukan komunitas Muslim Papua. "Alhamdulillah sekarang mulai ada lagi keinginan warga Muslim Papua untuk membentuk kegiatan dan kami diminta untuk menjadi pengisi dalam setiap kajian yang dilakukan komunitas itu nantinya," ujar Feri Irawan.
Kepala BMH Unit Perwakilan Merauke menjelaskan program ini akan semakin digalakkan, terutama di bulan Ramadhan khususnya di wilayah terpencil.
"Insya Allah program ini akan semakin dikuatkan pada Ramadhan nanti, insya Allah sampai ke kota di tengah hutan, yakni di Boven Digoel yang berjarak 423 kilometer dari Merauke," ucapnya.
Semoga dengan adanya program ini, masyarakat pedalaman dan terpencil khususnya di Merauke semakin terbina ruhiyahnya, sehingga Ramadhan bisa menjadi momentum hadir dan teguhnya hidayah di dalam dada saudara-saudara kita yang hidup jauh dari keramaian.