Jumat 13 May 2016 00:55 WIB

Kekuatan Infak yang tidak Boleh Diabaikan

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Winda Destiana Putri
berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi
Foto: Republika
berinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang takut akan berkurang hartanya karena infak ataupun sedekah. Padahal, Ketua Umum Ikatan Da'i Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail mengatakan infak dan sedekah memberikan dampak yang sangat positif bagi yang melakukannya.

"Tidak perlu khawatir karena infak dan sedekah itu justru memperbanyak harta," kata anggota Badan Amil Zakat NAsional (Baznas) ini kepada Republika, Kamis (12/5).

Selain itu, menurut Ahmad, orang yang rajin berinfak dan bersedekah akan ditutup dari berbagai macam musibah oleh Allah. Serta, dapat membersihkan hati kita dari berbagai macam kebakhilan.

Untuk itu, kata Ahmad, umat Islam harus didorong untuk lebih banyak bersedekah khususnya kepada orang-orang yang miskin dan membutuhkan. Bagi yang membiasakan diri dengan memberi akan terlepas dari sifat tamak terhadap harta karena Allah mencintai hambanya yang selalu beramal dengan rutin.

"Kerakusan manusia akan terkikis dengan berinfak," tegas Ahmad.

Ahmad menambahkan apabila setiap muslim rutin berinfak dan infak bisa dikelola dengan baik maka akan dapat menghilangkan kesenjangan sosial antara si miskin dengan si kaya. Tak hanya itu, orang yang biasa menerima pun akan terpanggil untuk mengubah statusnya menjadi pemberi infak, sedekah atau zakat. 

Kalau orang sudah memiliki kemauan untuk berinfak, Ahmad mengatakan, maka itu pertanda bahwa orang tersebut adalah mukmin. Karena, orang mukmin berdasarkan surat alhujurat ayat 15 adalah orang yang beriman kepada Allah dan berjuang dijalan Allah dengan harta dan jiwanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement